Aksi Tim Swasta Pelacak Pandemi

Intan Nirmala Sari
29 Maret 2023, 15:00
Covid-19, pandemi, Irma Hidayana LaporCovid-19, katadata25
Katadata/Ilustrasi: Lambok Hutabarat
Ilustrasi Irma Hidayana LaporCovid-19

“Teman-teman pendiri saja masih enggak yakin. Karena kesehatan masyarakat jarang menjadi isu publik. Selama ini yang bela hak-hak masyarakat, fokusnya sama isu sosial politik,” ujar Irma.

Kondisi tersebut membuat LaporCovid-19 kesulitan untuk meyakinkan bahwa metodologi yang mereka terapkan adalah benar. Irma juga mengakui bahwa kesadaran dan kesehatan publik masih rendah, menjadikan proses untuk meyakinkan masyarakat semakin susah.

Sebagai informasi, Lapor Covid memperkenalkan ide chatbot kepada masyarakat untuk mengajak mereka mengisi identitas seperti nama, umur, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Pada chatbot masyarakat harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kondisi kesehatan terkait Covid-19.

Dalam chatbot itu, pertanyaan disusun berdasarkan jurnal terkait Covid-19. Sehingga, pertanyaan akan di-update menyesuaikan kondisi dan situasi yang berkembang, meliputi kasus Covid-19, vaksin, dan hak-hak kesehatan masyarakat.

Gencar melakukan sosialisasi melalui jejaring, hingga sosial media seperti WhatsApp dan Telegram, Lapor Covid mulai mendapatkan perhatian masyarakat. Bahkan server LaporCovid sempat jebol karena menerima 3.000 lebih chat. “Tapi dalam waktu singkat bisa diperbaiki, sehingga banyak laporan gejala, sempat hingga 8.000 chat gejala,” kata Irma.

Selama pandemi, Lapor Covid menerima 20 hingga 40 chat dari masyarakat dalam sehari. Jumlah pelapor meningkat jika terjadi pelanggaran prosedur kesehatan di tempat umum. Setiap laporan masyarakat diteruskan ke Kementerian Kesehatan, BNPB, Satgas Daerah, Satgas Pusat, bahkan ke Kantor Staf Presiden.

Langkah Lapor Covid turut dimudahkan dengan kerja sama platform dengan organisasi kesehatan seperti IDI, PPNI, IBI, hingga Telki dalam mengidentifikasi tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19. Dari sana, Lapor Covid merilis kanal website Pusara Digital sebagai bentuk apresiasi pada jasa tenaga kesehatan alias Nakes yang gugur.

“Sampai akhirnya Presiden Joko Widodo kasih insentif. Nah, saat itu Lapor Covid mencatat nama-nama tenaga kesehatan yang meninggal, langsung kami kejar dan verifikasi,” ujarnya.

Dalam perjuangan tiga tahun terakhir, perkembangan Lapor Covid cukup cepat dalam memenuhi hak kesehatan warga. Itu termasuk menjembatani masyarakat dengan mencarikan dan menginfokan ketersediaan rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Setelah pemerintah menerapkan normal baru di Tanah Air, LaporCovid mulai bertransisi menjadi rumah sehat virtual. Mereka bertindak sebagai telehealth untuk merawat masyarakat yang memiliki penyakit ringan dan bisa ditangani secara mandiri di rumah, termasuk keluhan terkait kesehatan mental.

Rumah sehat virtual sebenarnya sudah tercetus sejak varian delta muncul, saat banyak petugas kesehatan Puskesmas perlahan tumbang. Dalam hal ini, Rumah sehat virtual berperan membagi info, sekaligus turut memantau perkembangan pasien Covid-19 yang memilih untuk isolasi mandiri.

“Kami memberikan panduan. Setiap hari memantau kondisi klien dan berkoordinasi dengan puskesmas, hingga berkembang ke layanan kesehatan umum. Layanan diberikan secara gratis, kita punya Nakes sukarelawan,” tandasnya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...