Manuver Sandiaga Bidik Kursi Cawapres Ganjar, Terganjal Restu Mega?

Ira Guslina Sufa
12 Mei 2023, 08:46
Kans Sandiaga Uno Menjadi Cawapres Ganjar
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di hari pertama B20 (13/11/2022),

Taufan memastikan silaturahmi ke berbagai tokoh politik merupakan kelebihan dari Sandiaga. Menurut Taufan kemampuan untuk membangun komunikasi antar kelompok merupakan salah kelebihan Sandiaga. 

“Ini yang mendasari kenapa Sandi melakukan silaturahmi kepada siapapun, baik mereka yang pro ataupun kontra terhadap dirinya," kata Taufan.

Alasan menjaga hubungan baik ini pulalah yang menurut Taufan menjadi dasar Sandi tetap membangun komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera yang dulu mendukungnya saat maju dalam Pilkada Jakarta. Ia menyebut silaturahmi Sandiaga ke PKS bukan berarti Sandiaga menjauh dari Ganjar Pranowo.

KERJASAMA POLITIK PDIP DENGAN PPP
KERJASAMA POLITIK PDIP DENGAN PPP (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz)

Restu Megawati 

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai Megawati menjadi tokoh sentral dalam penentuan cawapre pendamping Ganjar. Dalam pandangannya PPP yang juga mengusung Ganjar sebagai bakal capres tidak memiliki hak veto politik untuk menentukan cawapres. 

"Bukan ditentukan oleh komunikasi dalam koalisi yang egaliter, melainkan akan ditentukan oleh Bu Mega," kata Umam. 

Lebih lanjut, Umam menilai penentuan pendamping Ganjar oleh Megawati membuat kesempatan Sandiaga mengecil. Padahal dalam berbagai survei Sandiaga Uno masuk dalam posisi atas simulasi capres cawapres pendamping Ganjar menurut sejumlah survei. Hal itu pulalah yang menurut dia membuat Sandiaga mulai merapat ke PKS. 

"Manuver dari Pak Sandi sebenarnya mengindikasikan bahwa proposal cawapres yang diajukan oleh PPP kepada PDI Perjuangan sudah ditolak," ujar Umam, 

Menurut dia penolakan itu juga semakin jelas dari pernyataan PPP yang menyatakan siap dan ikhlas apabila bakal cawapres Ganjar tidak berasal dari internal partai mereka. Dalam situasi itu, Umam menilai adalah hal wajar bisa Sandiaga merapat ke PKS untuk memastikan karier politiknya ke depan. 

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto belum mau berkomentar jauh soal penentuan cawapres pendamping Ganjar. Menurut dia saat ini PDIP masih fokus memastikan proses pendaftaran calon legislatif ke Komisi Pemilihan Umum berjalan lancar hingga penetapan hasil verifikasi caleg nanti. Adapun PDIP telah menyerahkan daftar caleg ke KPU. 

Lagipula menurut Hasto urusan penentuan pasangan yang akan diusung dalam pilpres menjadi keputusan Megawati, Partai menyerahkan sepenuhnya urusan penentuan pada Ketua Umum PDIP itu. 

Bangun Komunikasi dengan PKS

Di tengah bergulirnya kabar penolakan dari Mega, Sandiaga beberapa kali memberikan sinyal hendak bergabung dengan PKS usai pamit dari Partai Gerindra. Sandiaga menyatakan dirinya ingin kembali berjuang bersama dengan PKS.

Sinyal Sandiaga disambut hangat oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Ia bahkan menyebut PKS bisa saja menjadi partai pengusung Sandiaga. 

"Iya sangat mungkin (peluang Anies-Sandi) kalau memang itu bisa diwujudkan ya," kata Syaikhu kepada wartawan di kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (8/5). 

Berbeda dengan PKS, Partai Demokrat menutup kemungkinan memasangkan kembali Anies dengan Sandiaga. Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, jalan politik Sandiaga bertolak belakang dengan apa yang diamini oleh partainya.  

Herzaky mengungkit Pilpres 2019 lalu, ketika itu Demokrat mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, kemudian Sandiaga memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Langkah itu sebagai titik awal perbedaan jalan politik dengan Partai Demokrat.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan partainya sebagai pengusung tidak mempermasalahkan siapapun yang dipilih Anies. Ia beralasan Nasdem merupakan partai yang terbuka.

 "Figur siapapun mau gabung kami terima. Figur siapapun yang dipilih mas Anies untuk menjadi wapresnya kami terima," kata Choirie, ketika dihubungi, Rabu (10/5). 

Menurut Effendi siapapun yang nantinya dipilih Anies telah dipertimbangkan dari berbagai aspek. Di sisi lain, saat ini, kandidat pendamping Anies telah mengerucut menjadi lima nama. Choirie mengungkapkan, dari kelima kandidat tersebut tidak ada nama Sandiaga.

"Kayaknya gak ada. Saya belum tahu kalau perkembangan baru," kata Effend kepada Katadata.co.id.


Halaman:
Reporter: Ade Rosman, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...