Industri hingga PLTU Pemicu Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke-5 Dunia

Muhamad Fajar Riyandanu
9 Juni 2023, 20:45
kualitas udara, dki jakarta, polusi udara, indeks kualitas udara
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Dia menambahkan, peran asap bakar dari PLTU batu bara di Banten dan Jawa Barat juga menjadi salah satu faktor memburuknya kualitas udara Jakarta belakangan ini. Walhi menilai PLTU menyumbang 20-30% polusi udara di Jakarta, sedangkan transportasi 30-40%.

Berdasarkan riset Greenpeace pada 2017, terdapat 10 PLTU batu bara yang berjarak 100 kilometer (km) dari ibu kota. Persebarannya PLTU batu bara terdapat di Banten sebanyak 7 unit yang beroperasi dan 3 unit sedang dibangun, Bekasi dengan 2 unit yang beroperasi dan 1 unit dibangun, dan Jawa Barat 1 PLTU yang beroperasi.

"Peran PLTU punya potensi cukup signifikan yang menjadi sumber polutan di Jakarta. Ada PLTU milik PLN dan ada juga PLTU dari fasilitas industri," ujarnya.

Aminullah juga menyampaikan bahwa masifnya kawasan industri di berada di sekitar ibu kota juga memberikan dampak negatif bagi Indeks kualitas udara DKI Jakarta.

Kawasan industri yang melingkari Jakarta adalah kawasan industri Pulogadung, kawasan industri cakung, hingga kawasan industri di Kabupaten Bekasi antara lain kawasan industri East Jakarta Industrial Park (EJIP) dan kawasan industri JABABEKA.

Narasi serupa juga dikatakan oleh Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu. Dia menilai buruknya kualitas udara Jakarta tidak melulu disebabkan oleh banyaknya kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalanan Ibu Kota karena kendaraan bermotor hanya salah satu sumber penghasil polusi sekitar 30-40%.

"Sementara itu, ada lebih dari 100 industri dalam radius 100 Km dari Jakarta, ada sekitar 10 PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) batu bara yang berkontribusi sekitar 20-30%," kata Yannes, Rabu (7/6).

Selain itu, penyebab kualitas udara memburuk lainnya ialah aktivitas warga yang kerap kali membakar sampah di pekarangan rumah. Dengan demikian, asap-asap tersebut menghasilkan udara yang tidak sehat.

"Pembakaran sampah pada radius 100 km dari Jakarta yang diperkuat oleh perubahan pola udara dan membuat stagnasi pergerakan udara terakumulasi di Jakarta, serta tidak adanya hujan dan kelembaban udara," kata dia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...