Jokowi Anggap Serangan Personal Kaburkan Substansi Debat Capres

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Januari 2024, 20:22
debat capres 2024, jokowi
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Button AI Summarize

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap jalannya debat capres ketiga yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu (7/1) malam cenderung sebagai ajang saling serang sehingga menutup substansi dan visi-misi yang ditawarkan oleh ketiga kontestan.

Jokowi menilai ajang saling serang dalam debat capres merupakan hal yang baik apabila masih berada dalam koridor tanya-jawab kebijakan yang ditawarkan oleh masing-masing peserta debat. Adapun sawala yang berlangsung selama 150 menit itu membahas isu seputar pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.

"Tapi kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, geopolitik, pertahanan, saya kira kurang memberikan pendidikan. Kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," ujarnya di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten pada Senin (8/1).

Jokowi menyoroti perlu adanya rambu-rambu tambahan yang perlu diterapkan dalam debat selanjutnya. Satu diantaranya adalah melarang para peserta debat untuk menjatuhkan rival lewat motif personal.

"Saling menyerang tidak apa, tapi soal kebijakan. Visi-nya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira tidak baik dan tidak mengedukasi," ujar Jokowi.

Pakar komunikasi politik Universitas Padjajaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menyampaikan bahwa debat ketiga akhir pekan kemarin berjalan penuh kejutan.

Menurut Kunto, sosok Prabowo sebagai mantan prajurit sekaligus Menteri Pertahanan memicu ekspektasi masyarakat yang tinggi dan melihat Prabowo sebagai figur yang akan menguasasi jalannya debat.

Namun, seiring berjalannya waktu ekspektasi itu kian luntur oleh penampilan Anies dan Ganjar sebagai kuda hitam dalam ajang sawala bertema pertahanan dan geopolitik tersebut. Kunto menyebut Ganjar dan Anies dipersepsikan sebagai pihak yang menyerang Prabowo.

Kunto menjelaskan, strategi menyerang merupakan langkah positif untuk mengerek pemilih suara kelompok kritis yang masih belum menentukan pilihan capresnya.

Di sisi lain, ujar Kunto, persepsi menyerang yang disematkan kepada Ganjar dan Anies dapat berdampak negatif terhadap sikap pandang masyarakat tradisional yang menganggap langkah ofensif sebagai tindakan yang cenderung negatif.

"Kalau pemilih rasional tentu saja mereka tidak ada masalah dengan menyerang di debat, tapi pemilih di Jawa yang masih melihat unsur tata krama, menghormati orang tua, tentu itu menjadi masalah," ujar Kunto saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (8/1).

Saling Serang Personal: Julukan Profesor hingga Kepemilikan Tanah

Drama saling serang secara personal terlihat dari pernyataan Prabowo yang memanggil Anies dengan sebutan profesor.

Julukan profesor itu berawal dari pertanyaan Anies kepada Ganjar untuk memberikan penilaian terhadap kinerja Kementerian Pertahanan saat ini. Ganjar memberikan nilai 5 dari 10, sementara Anies memilih angka 11 dari 100.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...