Bappenas Hitung Makan Siang dan Susu Gratis Butuh Rp 185 T di 2025

Muhamad Fajar Riyandanu
1 Maret 2024, 16:05
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menkeu Sri Mulyani (kanan), Menkes Budi Sadikin (kiri), dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024).
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menkeu Sri Mulyani (kanan), Menkes Budi Sadikin (kiri), dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024).

“Tetapi ancar-ancarnya sudah dilakukan. Mengapa? Agar keberlanjutan pembangunan setelah pelantikan presiden itu bisa menggunakan RAPBN yang mengakomodasi program ikonik presiden terpilih,” kata Suharso di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (26/2).

Adapun KEM-PPKF merupakan dokumen resmi negara yang menjadi acuan penyusunan Nota keuangan dan RAPBN 2025. Perancangan APBN 2025 menjadi yang terakhir pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, pelaksanaan APBN 2025 akan dijalankan oleh pemerintahan berikutnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kabinet menyusun Rencana Kerja Pemerintah serta Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal atau KEM-PPKF 2025. Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah masih mengkaji pagu indikatif sebagai ancar-ancar pagu anggaran yang tepat untuk melaksanakan program makan siang gratis.

“Proses masih berjalan tiga bulan ke depan ya, dan bulan depan kita fokusnya lebih kepada pagu indikatif dan program-program prioritas seiring dengan nanti KPU memutuskan siapa pemerintahan nanti yang official,” kata Sri Mulyani di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (26/2).

Pagu indikatif sendiri adalah panduan perkiraan jumlah APBN yang akan pemerintah anggarkan, sesuai dengan anggaran dari masing-masing kementerian dan lembaga. Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengingatkan program makan siang ini tak boleh melewati rentang defisit APBN di angka 2,45 persen—2,8 persen.

Dalam Visi misi 'Bersama Indonesia Maju' yang ditawarkan oleh calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, anggaran yang dibutuhkan dalam program makan siang dan susu gratis mencapai Rp 450 triliun per tahun. Kebijakan ini akan menyasar kepada siswa prasekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Tujuannya untuk menekan dampak stunting atau tengkes.

Program ini menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029. Dengan rincian 30 juta anak pra-SD, 24 juta murid SD, 9,8 juta murid SMP dan 10,2 juta murid SMA. Selain itu, program makan siang gratis di sekolah juga menyasar kepada 4,3 juta santri dan 4,4 juta ibu hamil.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...