Ragam Insentif Mobil Listrik Negara Maju, Subsidi Hingga Rp 242 Juta

Happy Fajrian
Oleh Happy Fajrian - Cahya Puteri Abdi Rabbi
30 Maret 2021, 16:30
subsidi mobil listrik, mobil listrik
ANTARA FOTO/REUTERS/Antonio Bronic
Mobil listrik sedang di isi ulang di sebuah jalan di London, Inggris, Selasa (4/2/2020).

Tiongkok: Rp 35,7 juta - 49,6 juta

Pemberian subsidi untuk kendaraan listrik di Tiongkok bergantung pada jangkauan kendaraan dan seberapa jauh kendaraan dapat melakukan perjalanan dengan kapasitas baterai penuh. Mobil listrik harus dapat menempuh jarak minimal 300 km untuk mendapatkan subsidi sebesar 16.200 - 22.500 yuan (Rp 35,7 juta - 49,6 juta).

Sementara untuk mobil PHEV, subsidi sebesar 8.500 yuan (Rp 18,7 juta) jika mobil tersebut dapat menempuh jarak minimal 50 km dengan baterainya. Namun subsidi ini akan hangus jika ditemukan masalah atau cacat pada mobil listrik, atau jika mobil menyebabkan kecelakaan karena sistem keamanan yang kurang.

Tiongkok juga telah berencana memangkas subsidi tersebut secara bertahap mulai tahun lalu sebesar 10%, tahun ini sebesar 20%, dan pada 2022 sebesar 30%. Seperti diketahui Tiongkok merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia. Simak databoks berikut:

Korea Selatan: Rp 242,6 juta (BEV), Rp 287,3 juta (fuel cell/hidrogen)

Pemerintah Korea Selatan telah memberikan subsidi sebesar 8 juta won (Rp 102,1 juta, asumsi kurs Rp 12,8 per won) untuk pembelian mobil listrik BEV baru, dan 22,5 juta won (Rp 287,3 juta) untuk mobil berbahan bakar hidrogen.

Namun mulai tahun ini warga Korea Selatan akan mendapatkan subsidi hingga 19 juta won (Rp 242,6 juta) untuk pembelian mobil listrik BEV baru dengan harga maksimal 60 juta won (Rp 766,1 juta). Subsidi tersebut dipangkas separuhnya untuk mobil dengan harga di atas 60 juta won hingga 90 juta won (Rp 1,17 miliar).

Sedangkan mobil listrik di atas 90 juta won tidak akan mendapatkan subsidi. Melalui skema ini pemerintah Korea ingin menurunkan harga mobil listrik hingga 10 juta won (Rp 127,7 juta) pada akhir 2025.

Jerman: Rp 38,4 juta (PHEV), Rp 51,2 juta (BEV)

Jerman juga memiliki target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2030. Oleh karena itu setiap pembelian mobil listrik BEV akan mendapatkan subsidi sebesar 6.000 euro (Rp 102,3 juta, asumsi kurs Rp 17.047 per euro), sedangkan PHEV mendapat 4.500 euro (Rp 76,7 juta) untuk mobil dengan harga di bawah 40.000 euro (Rp 682 juta).

Sedangkan untuk mobil yang harganya di atas 65.000 euro (Rp 1,1 miliar) mendapatkan subsidi sebesar 3.750 euro (Rp 63,9 juta) untuk PHEV, dan 5.000 euro (Rp 85,2 juta) untuk BEV.

Paket subsidi tersebut berlaku mulai November 2019 - Juni 2020, namun diperpanjang hingga akhir 2021. Bahkan tahun ini besaran subsidi akan dinaikkan dua kali lipat menjadi 9.000 euro (Rp 153,4 juta) untuk BEV dan 6.750 euro (Rp 115,1 juta) untuk PHEV dengan harga di bawah 40.000 euro.

Untuk mobil di atas 65.000 euro mendapatkan subsidi sebesar 7.500 euro (Rp 127,8 juta) untuk BEV, dan 5.625 euro (Rp 95,9 juta) untuk PHEV. Subsidi juga diberikan untuk mobil bekas dengan nominal yang lebih rendah.

Reuters melaporkan bahwa besaran subsidi tersebut akan diturunkan secara bertahap hingga 2025. Sebagai informasi, 1,8% dari total penjualan mobil di Jerman pada 2019 merupakan mobil listrik.

Amerika Serikat (AS): Rp 108,9 juta

AS memberikan diskon pajak dengan sistem kuota. Setiap produsen mobil listrik mendapatkan kuota sebanyak 600 ribu unit, dengan rincian 200 ribu unit pertama akan mendapatkan diskon pajak sebesar US$ 7.500 (Rp 108,9 juta, asumsi kurs Rp 14.500 per dolar).

Kemudian diskon pajak akan dipangkas separuh untuk seluruh mobil listrik yang dijual selama enam bulan ke depan, kemudian dipangkas separuh lagi untuk periode enam bulan berikutnya hingga kuota sebesar 600 ribu tercapai.

Kongres AS telah memutuskan tidak akan menambah kuota tersebut. Hingga saat ini baru Tesla dan General Motors (GM) yang telah mencapai kuota tersebut. Tesla pada 2019 sedangkan GM pada akhir Maret 2021.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...