Riset: Belanja Online Tetap Tren saat Ramadan meski Kasus Corona Turun

Fahmi Ahmad Burhan
29 Maret 2022, 16:20
ramadan, belanja online, e-commerce, shopee, tokopedia, gofood, grabfood
ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Seniman menyelesaikan mural bertema Ramadan saat kompetisi mural di Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, Minggu (27/3/2022).

Dalam menyiapkan buka puasa, 25% akan membeli takjil melalui aplikasi pesan-antar makanan. “Sedangkan yang berbelanja di sekitar rumah 71%,” demikian isi laporan Populix.

SurveySensum juga membuat survei bertajuk SurveySensum Ramadhan Consumer Insight 2022. Mereka mewawancarai 1.500 responden di lima kota besar di Indonesia dan 1.000 responden di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Hasilnya, masyarakat yang menaikkan anggaran belanja ramadan tahun ini meningkat hingga 57%.

"Di Indonesia, 57% masyarakat akan lebih banyak belanja, hanya 4 % yang mengencangkan ikat pinggang menghemat pengeluaran belanja keluarga," kata CEO NeuroSensum & SurveySensum Rajiv Lamba dalam siaran pers, pekan lalu (25/3).

Pada hasil SurveySensum sebelum pandemi yakni 2019, rata-rata belanja kelas menengah berada di kisaran Rp 6,8 juta. Angka ini turun menjadi Rp 6,3 juta pada 2020 dan Rp 6,2 juta tahun lalu. 

“Tahun ini menarik. Belanja ramadan sudah kembali sekuat sebelum pandemi. Anggaran belanja mereka naik 10% menjadi Rp 6,9 juta sepanjang ramadan,” kata Rajiv.

SurveySensum juga mencatat, meski daya beli masyarakat meningkat, pola belanjanya tetap mengandalkan platform online. "Ramadan 2022 ini porsi belanja online jauh lebih tinggi dibanding sebelum pandemi,” katanya.

“Ini adalah indikasi bahwa walaupun situasi pandemi Covid-19 menurun, situasi hampir kembali normal, tren belanja online akan terus bertumbuh," tambah dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...