4 Bandar Kripto Bangkrut, Bursa Bitcoin Dkk Diramal Korban Berikutnya

Desy Setyowati
15 Juli 2022, 15:09
kripto, crypto, bitcoin,
Olya Kobruseva/Pexels
Ilustrasi peretasan dana kripto

Dynamics juga mengklaim bahwa Compass gagal membayar tagihan listrik yang diperlukan. Perusahaan menuduh Compass memiliki enam pembayaran terlambat terkait tagihan utilitas dan biaya hosting.

Menurut Dynamics, tagihan konsumsi daya mencapai US$ 1,2 juta. Sedangkan Compass hanya membayar sekitar US$ 665 ribu.

Compass mengklaim telah memberikan uang yang diperlukan untuk tagihan itu. Tetapi Dynamics menuduh, uang itu digunakan untuk membangun fasilitas lain sebagai gantinya.

Compass Mining merupakan perusahaan hosting kripto yang menyediakan fasilitas penambangan bernama ASIC. Para penambang kripto bisa memakai perangkat keras dari Compass Mining untuk menghasilkan bitcoin.

4. Voyager Digital Ltd

Pemberi pinjaman crypto AS lainnya, Voyager Digital Ltd juga mengajukan kebangkrutan bulan ini setelah menangguhkan penarikan dan penyetoran. Vault Singapura, pemberi pinjaman yang lebih kecil, juga membekukan penarikan bulan ini.

Perusahaan itu berutang kepada miliarder kripto Sam Bankman-Fried Alameda Research US$ 75 juta.

Sedangkan Alameda juga berutang kepada Voyager US$ 377 juta. Selain itu, memiliki 9% saham di Voyager.

“Secara keseluruhan, Juni dan kuartal II sangat sulit untuk pasar kripto. Kami melihat kehancuran beberapa perusahaan terbesar sebagian besar karena manajemen risiko yang sangat buruk dan penularan dari runtuhnya 3AC, hedge fund kripto terbesar, ” Kata Medali Kaiko.

“Sekarang jelas bahwa hampir setiap pemberi pinjaman besar yang terpusat gagal mengelola risiko dengan benar. Ini berdampak ke perusahaan lainnya,” tambah dia.

(BACA JUGA: 'Musim Dingin' Kripto Tahun Ini Beda dengan 2017, Lebih Berbahaya?)

Tidak jelas kapan gejolak di pasar kripto akan mereda. Namun, analis memperkirakan ada lebih banyak ‘rasa sakit’ ke depan karena perusahaan crypto berjuang membayar utang dan memproses penarikan klien.

“Domino berikutnya bisa jadi menimpa bursa kripto dan penambang,” ujar Kepala Penelitian di CoinShares James Butterfill. “Sebab pasar yang sangat ramai, dan bursa bergantung pada skala ekonomi sampai batas tertentu. Kondisi saat ini kemungkinan memakan korban lebih lanjut.”

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...