Investor Keluhkan Startup Pinjaman Online iGrow Telat Bayar
“(Uang) saya ‘nyangkut’ di proyek Olat Maras Farm sekitar Rp 4,9 juta, pokok modalnya. Seharusnya Juni, sampai sekarang belum ada laporan apapun,” tulis Sigurd Harsson di grup tersebut.
“Terakhir update Mei. Saya kira, tidak banyak korban peternak dan petani amatir yang menjadi mitra iGrow, ternyata banyak juga,” tambah dia.
Sedangkan yang lainnya mengeluhkan investasi iGrow di Kredibel.co.id. Yulius Wijaya misalnya, mengeluhkan soal transparansi.
Dia pertama kali berinvestasi di iGrow pada 2018, untuk proyek ‘revitalisasi cengkeh’. “Saat itu, proyek berhasil diselesaikan, walau keuntungan tidak seberapa,” ujar dia.
Ia kemudian berinvestasi lagi di proyek ‘ikan nila air deras’ pada 2020. Lalu, berinvestasi di proyek ‘budidaya jagung irigasi tetes’ pada tahun yang sama.
“Namun terlambat sampai Oktober 2021. Saya rasa iGrow memang perusahaan yang tidak jelas dan tak kompeten, karena kurang transparansi kepada investor,” kata Yulius.
Katadata.co.id mengonfirmasi keluhan-keluhan tersebut kepada iGrow. Namun belum ada tanggapan.
Berdasarkan laman resmi iGrow, startup fintech lending itu pemegang saham iGrow yakni LinkAja, Andreas Sanjaya, dan Jim Oklahoma.
LinkAja merupakan startup fintech pembayaran yang didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan Andreas menjabat CEO iGrow, sementara Jim Chief Business Officer (CBO).