Modus Penipuan Kripto Sam Bankman-Fried, Ratusan Bursa Bangkrut

Desy Setyowati
19 Desember 2022, 18:25
Sam Bankman-Fried, kripto, penipuan
Forbes
Sam Bankman-Fried

FTX juga membuat designated market maker atau DMM sendiri untuk menggenjot transaksi. Dalam keuangan tradisional, DMM adalah perusahaan yang akan membeli dan menjual sekuritas ke dan dari pelanggan, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari selisih harga.

Dalam kasus FTX, DMM yang dimaksud yakni Alameda. Komisi Bursa Efek atau SEC menyebutkan, tidak seperti DMM lainnya, Alameda memiliki seperangkat alat canggih.

“Saat FTX semakin matang, DMM lainnya online untuk menawarkan likuiditas. Tapi Alameda masih, dan tetap, menjadi penyedia likuiditas terbesar FTX sesuai arahan Sam Bankman-Fried," kata SEC.

Pada Agustus 2019, SEC menuduh Sam Bankman-Fried mengarahkan timnya di FTX untuk memprogram pengecualian ke dalam kode bursa. “Ini memungkinkan Alameda mempertahankan saldo negatif di akun, terlepas dari persyaratan agunan apa pun,” ujar SEC.

“Tidak ada akun pelanggan lain di FTX yang diizinkan untuk mempertahankan saldo negatif,” demikian isi arsip SEC. Saldo negatif berarti bahwa Alameda diduga secara efektif didukung oleh aset pelanggan saat melakukan perdagangan.

Mantan CEO Alameda Caroline Ellison pernah menyinggung hal itu dalam wawancara yang disebarluaskan. “Kami cenderung tidak memiliki hal-hal seperti stop loss,” kata dia.

Dalam keuangan tradisional, stop-loss order membantu trader membatasi eksposur pada trading yang berpotensi merugi. Ketika suatu aset seperti saham misalnya, mencapai batas bawah yang telah ditentukan sebelumnya, perintah stop-loss akan secara otomatis menjual aset tersebut untuk mencegah kerugian yang tidak terkendali.

Dana Lindung Nilai Kripto yang Buruk

Dokumen tuntutan di pengadilan menunjukkan, Alameda rugi lebih dari US$ 3,7 miliar selama beroperasi. Kerugian Alameda dan struktur pinjaman merupakan komponen penting dari kebangkrutan FTX dan 130 perusahaan afiliasinya.

Selain karena operasional Alameda yang cepat tanpa memperketat perlindungan dana pelanggan, perusahaan meminjam uang secara agresif dari banyak pemberi pinjaman, termasuk Voyager Digital dan BlockFi Lending.

Aplikasi Voyager
Aplikasi Voyager (Coindesk)

Voyager pun bangkrut. Kini, giliran BlockFi yang diperkirakan segera bangkrut.

“Alameda seharusnya mengakui fakta bahwa token (FTT yang dipinjam melalui Voyager dan BlockFi) tidak dapat dijual dengan harga yang menurut mereka layak,” kata CFTC.

Itu karena setiap upaya Alameda untuk menjual token FTT akan menurunkan harga FTT. Hal ini mengingat berapa banyak pasokan yang tersedia dan dikontrol oleh Alameda.

Alih-alih mentransaksikan tokennya dengan benar ke pasar, Alameda mencatat seluruh timbunan FTT mereka sebagai harga pasar yang berlaku.

Alameda juga menggunakan medus serupa dengan koin lain, termasuk Solana dan Serum yakni token yang dibuat dan disempurnakan oleh FTX dan Alameda.

Itu bertujuan menjamin pinjaman miliaran kepada pemain kripto lainnya.

Namun ketika Terra Luna anjlok menjadi hanya Rp 0 per koin, Alameda tertekan. Voyager bangkrut, dan pemberi pinjaman mulai melakukan panggilan margin atau melikuidasi posisi terbuka dengan pelanggan, termasuk Alameda.

“Alameda mengalami sejumlah besar margin call dan menarik kembali pinjaman antara Mei dan Juni 2022,” kata CFTC. “Tanpa sepengetahuan investor, pemberi pinjaman, atau regulator, Alameda kekurangan aset likuid yang cukup untuk melunasi kewajiban pinjaman.”

Di satu sisi, pelanggan FTX masih yakin bahwa perusahaan dan Sam Bankman-Fried akan melindungi kepentingan dana mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...