Arah Bisnis Gojek, Grab dan Tokopedia Menghadang Ekspansi Shopee

Desy Setyowati
15 Januari 2021, 15:55
Arah Bisnis Tiga Raksasa Teknologi Asia Tenggara: Shopee, Gojek, Grab
Aleksandr Khakimullin/123rf
Ilustrasi

Pendapatan dari lini bisnis e-commerce naik 173,3% yoy menjadi US$ 618,7 juta. Ini mencakup pendapatan pasar US$ 467,1 juta, salah satunya berasal komisi transaksi. Lalu, dari iklan, layanan nilai tambah, dan produk US$ 151,6 juta.

Harga saham Sea Group pun melonjak 385% pada tahun lalu. "Kami berharap, kinerja yang sangat kuat pada kuartal tiga akan bertahan hingga keempat," kata CEO Sea Group Forrest Li dikutip dari Asia Nikkei Review, November lalu (17/11/2020).

SoftBank dikabarkan mendesak Gojek dan Grab merger karena khawatir dengan pertumbuhan Sea Group. Sejak mencatatkan saham perdana atau IPO pada 2017, nilai pasarnya sekitar US$ 97 miliar.

Sedangkan bisnis Gojek, Grab, dan Tokopedia yang dikabarkan merger dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

 GrabGojekTokopedia
Cakupan*8 negara4 negaraIndonesia
Mitra pengemudi9 juta (keseluruhan)2 juta-
Mitra penjual900 ribu9,9 juta
Jumlah unduhan205 juta kali190 juta kali-
Pengguna aktif bulanan-38 juta100 juta
ValuasiUS$ 14 miliarUS$ 10 miliarMendekati US$ 10 miliar

Sumber: Gojek, Grab, Tokopedia, CB Insights

Bloomberg memperkirakan, valuasi gabungan Gojek dan Grab mencapai US$ 25 miliar. Sedangkan Gojek dengan Tokopedia, valuasinya diprediksi US$ 18 miliar.

Namun, belakangan Gojek diisukan mengkaji merger dengan Tokopedia. “Kedua pihak melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan ke depan,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya karena diskusi bersifat tertutup, dikutip dari Bloomberg, pekan lalu (5/1).

Gojek dan Tokopedia dikabarkan telah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018. Sumber menyampaikan, diskusi ini dipercepat setelah pembicaraan kesepakatan antara Gojek dan Grab menemui jalan buntu.

Jika Gojek jadi merger dengan Tokopedia, maka bisnis e-commerce-nya semakin kuat. Saat ini, decacorn Tanah Air itu sudah menggaet JD.ID di platform.

Di satu sisi, Alibaba juga dikabarkan bakal menyuntik modal Grab. Isu ini muncul pada September 2020 atau sebelum bisnis Jack Ma ini tertekan oleh pemerintah Tiongkok.

Jika raksasa teknologi Negeri Panda itu jadi berinvestasi di Grab, persaingan Lazada dan Shopee diperkirakan semakin ketat. “Alibaba berencana mengintegrasikan layanan jaringan pengiriman Grab dengan platform e-commerce, Lazada,” demikian kata sumber Bloomberg, dikutip September tahun lalu (14/9/2020).

Meski belum ada konfirmasi mengenai kabar investasi, Grab dan Lazada sudah menjalin kerja sama di Vietnam pada November lalu (10/11/2020). Kemudian, Grab dan OVO menggandeng e-commerce asal Singapura itu di Indonesia.

Apabila Gojek jadi merger dengan Tokopedia dan Alibaba berinvestasi di Grab, maka persaingan startup e-commerce di Asia Tenggara semakin ketat.

CEO perusahaan venture builder yang berbasis di Singapura, Momentum Works, Li Jianggan menilai bahwa mengintegrasikan bisnis yang digabungkan bisa jadi sulit. Apalagi, untuk sektor yang berbeda dan tanpa pihak yang memimpin secara jelas.

Sedangkan selama ini, Tokopedia memanfaatkan Gojek dan Grab untuk pengiriman barang. Dari sisi pembayaran, Tokopedia dan Grab berinvestasi di OVO. “Merger ini, dalam dua kata, sangat kompleks,” demikian kata Li dalam kolom opini di SCMP, akhir pekan lalu (7/1).

Meski begitu, ia mengatakan bahwa Tokopedia dan Gojek kehilangan uang dan pangsa pasar. “Menggalang dana tambahan dari pasar swasta menjadi sangat sulit, dan SoftBank, investor utama Tokopedia, secara terbuka mengatakan tidak akan menalangi perusahaan portofolio mana pun,” demikian dikutip.

Oleh karena itu, menurutnya kedua perusahaan mencari cara untuk lolos dari situasi ini. Salah satu caranya dengan mengkaji merger. “Supaya merger masuk akal, entitas gabungan tidak hanya membutuhkan cerita, tetapi juga jalur yang layak untuk menangkis persaingan, mencapai profitabilitas, dan kemampuan mengeksekusi dengan baik,” demikian dikutip.

Namun Li menilai, Grab memimpin industri di regional. Sedangkan Sea Group memiliki bisnis video game yang menguntungkan.

Di satu sisi, para startup tetap memperebutkan pasar Indonesia yang menjadi basis Gojek dan Tokopedia, karena populasi dan potensi pasarnya yang besar. “Namun, selama bertahun-tahun banyak yang telah belajar bahwa agar untung di negara ini membutuhkan permainan jangka panjang dan banyak kesabaran,” demikian kata Li.

Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor
Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor (Google, Temasek, dan Bain and Company: e-Conomy 2020)

Oleh karena itu, menurutnya Grab dan Sea dapat menggunakan kepemimpinan pasar dan bisnis yang lebih menguntungkan di negara lain untuk terus mendanai pertumbuhan mereka di Indonesia. “Sedangkan Tokopedia dan Gojek tidak memiliki kemewahan itu,” demikian dikutip.

Shopee Merambah Bisnis Pesan-Antar Makanan

Dari sisi bisnis pesan-antar makanan misalnya, Gojek kalah dibandingkan Grab. Momentum Works mencatat, nilai transaksi bruto atau GMV GrabFood  US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun pada 2020. Sedangkan GoFood hanya US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.

Grab pun menyumbang hampir setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu, meski ada pandemi virus corona. Urutan kedua ditempati oleh startup asal Jerman, FoodPanda dengan US$ 2,5 miliar. Perusahaan rintian ini beroperasi di beberapa negara di regional.

“Total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara naik 183% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 11,9 miliar pada tahun lalu,” demikian isi laporan, dikutip dari Tech In Asia, Selasa malam (12/1).

Kini, Sea Group merambah bisnis serupa dengan mengakuisisi Foody Corporation. Induk Shopee itu menyediakan layanan pesan-antar makanan dengan nama Now di Vietnam per Oktober 2020 lalu.

shopee food
shopee food (Katadata/desy setyowati)

Di Indonesia, Shopee merekrut pengemudi pengantaran makanan di platform ShopeeFood sejak akhir tahun lalu. Berdasarkan laman resmi, Shopee mencari mitra yang memiliki surat izin mengemudi (SIM) yang masih berlaku dan berusia minimal 18 tahun.

Selain itu, mempunyai semua izin dan persetujuan berkenaan dengan kendaraan. Kemudian, tidak memiliki catatan kriminal di Indonesia atau yurisdiksi lain.

“Anda tidak boleh menghubungi pelanggan untuk tujuan selain yang berkenaan dengan layanan,” demikian dikutip dari laman resmi Shopee, Kamis (14/1). “Anda tidak boleh terlibat dalam kegiatan penipuan, menyesatkan, atau tipu daya.”

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...