E-Commerce dan Fintech Siapkan Lima Cara Antisipasi Peretas

Fahmi Ahmad Burhan
12 Agustus 2021, 18:39
e-commerce, fintech, hacker
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

3. Meningkatkan kemampuan infrastruktur keamanan

Head of Government Relation Kredit Pintar Yasmine Meylia Sembiring mengatakan, standar terkait kemampuan infrastruktur diatur dalam regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

4. Memantau secara berkala

Perusahaan biasanya melakukan uji penetrasi atau penetration test (pentest) untuk menguji keamanan informasi dari serangan siber.

5. Berkolaborasi

Kredit Pintar misalnya, menggandeng perusahaan jasa pembayaran atau payment gateway dalam menyesuaikan standar pembayaran yang berlisensi Bank Indonesia (BI). “Ini supaya lebih aman," ujar Yasmine.

Sebelumnya, Bukalapak mengalami peretasan pada 2019. Peretas asal Pakistan mengklaim telah mencuri data ratusan juta akun dari 32 situs. Salah satunya Bukalapak dengan 31 juta akun. 

Pada awal Mei 2020, data 91 juta pengguna Tokopedia juga dikabarkan diretas dan dijual melelalui situs gelap atau darkweb. Isu ini pertama kali diungkap oleh akun media sosial Twitter bernama @underthebreach.

Peretas mengaku sudah memiliki data 15 juta akun pengguna Tokopedia dalam bentuk mentah (hash), termasuk nama, e-mail hingga kata sandi.

Kemudian Bhinneka.com dikabarkan dibobol oleh peretas bernama ShinyHunters. Hacker mengklaim punya 1,2 juta data pengguna Bhinneka.

Dari sektor fintech, data perusahaan 2,9 juta data pengguna Cermati bobol. Kemudian, lebih dari 800 ribu data nasabah Kredit Plus bocor di forum internet. Informasi yang bocor berupa nama, KTP, alamat e-mail, status pekerjaan dan lainnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...