Tarif Ojek Online Naik saat Harga BBM Akan Dikerek, Ojol: Untung Tipis

Desy Setyowati
18 Agustus 2022, 17:30
ojek online, ojol, gojek, grab, harga bbm, bbm, pertalite
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Pengemudi ojek daring kendaraan listrik GrabElectric menunggu calon pengguna di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

“Tarif sesuai biaya operasional kendaraan, lalu potongan atau biaya bagi hasil dengan aplikator 20%. Jadi keuntungan untuk kami tipis sekali,” kata Ariel.

“Banyak sekali masyarakat yang menilai tarif taksi dan ojek online sejak 2021. Padahal yang naik itu potongan bagi hasil dengan aplikator. Tarif yang kami terima boro-boro naik,” katanya.

Sebagaimana diketahui, aplikator seperti Gojek, Grab, dan Maxim menetapkan potongan atau biaya bagi hasil atas setiap transaksi mitra pengemudi taksi dan ojek online. Di Indonesia, maksimal 20%.

Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono menyampaikan, hampir seluruh pengemudi ojek online di Tanah Air menggunakan pertalite. “Kecuali pengguna sepeda motor listrik,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Kamis (18/8).

Biaya untuk membeli BBM sekitar 30% - 40% dari pendapatan yang diperoleh pengemudi ojek online. “Apabila ada kenaikan (harga BBM), artinya pendapatan kami bakal turun,” kata dia.

Mitra pengemudi ojek online Gojek Andi Prasetyo (28 tahun) juga mengeluhkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertalite . “Sekarang saja sudah dapatnya. Antre lama. Terkadang kosong,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (18/8).

“Kalau isi Pertamax, selisih (harganya) dua kali lipat,” tambah dia.

Hal senada disampaikan oleh mitra pengemudi ojek online Grab Asman (50 tahun). “Tarif ojek online jadi tidak sesuai kalau harga BBM naik terlalu mahal. Saya bingung,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...