Cerita Driver Ojek Online Raup Rp 11 Juta/Bulan meski Harga BBM Naik

Desy Setyowati
11 Oktober 2022, 11:40
ojek online, ojol, gojek
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2022).

Selain itu, pengeluaran untuk perawatan kendaraan bisa mencapai Rp 50 ribu per minggu.

Dengan begitu, pengeluaran Kiswanto untuk BBM sekitar Rp 1,4 juta per bulan dengan perhitungan Rp 70 ribu per hari. Sedangkan biaya perawatan Rp 200 ribu per bulan.

RENCANA PENYESUAIAN HARGA BBM
RENCANA PENYESUAIAN HARGA BBM (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.)

Namun ia juga tidak memerinci apakah pendapatan kotor Rp 11,2 juta itu sudah termasuk potongan biaya sewa aplikasi 15%. Jika sudah termasuk, artinya penghasilan Kiswanto setelah dikurangi BBM dan biaya perawatan sekitar Rp 9,7 juta untuk 300 jam kerja selama sepekan.

Bila belum termasuk biaya bagi hasil dengan aplikator, maka dikurangi lagi 15% atau sekitar Rp 1,68 juta. Itu artinya, penghasilan Kiswanto—sebelum dikurangi biaya makan per hari—Rp 8,02 juta selama September.

Berdasarkan survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), 42,85% dari 2.016 pengemudi ojek online yang disurvei, bekerja 6 – 12 jam per hari. Kiswanto bahkan bekerja selama 15 jam per hari.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai hal itu bisa membahayakan keselamatan pengemudi ojol.

“Waktu operasi pengemudi ojek belum memperhatikan aspek kelelahan yang akan berpengaruh terhadap keselamatan,” kata Djoko dalam keterangan pers, Minggu (9/10).

Lamanya jam kerja karena pengemudi ojek online berupaya mendapatkan lebih banyak order guna memperoleh insentif. Mitra pengemudi Grab Henri Kennedy (46 tahun) misalnya, mengaku bahwa pendapatannya menurun dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Insentif tidak ada, sulit mendapatkan order,” ujar Henri kepada Katadata.co.id, pada Agustus (12/8).

Grab memang menerapkan sistem insentif berliah. Jika pengemudi ojek online mendapatkan 100 berlian, maka akan mendapatkan Rp 10.000.

Sedangkan ia sulit untuk mendapatkan 100 berlian. “Saya bekerja 12 jam sehari hanya dapat tujuh orderan. Ini susah,” tambah dia. Total pendapatan yang diperoleh pun sekitar Rp 90 ribu.

“Dulu bisa sampai 10 kali sehari. Sekarang turun jauh. Dalam seminggu hanya 50. Dulu bahkan bisa sampai 80 atau 100,” katanya.

Bahkan, dia pernah hanya mendapatkan satu pesanan selama jam 10.00 hingga 15.00. “Masa depan pengemudi ojol tidak ada. Ini bertahan untuk hidup saja,” katanya.

Belum lagi, uang yang terima di bawah dari yang dibayarkan oleh penumpang. Hal ini karena Grab sebagai aplikator menerapkan biaya bagi hasil atau sewa aplikasi.

Henri pun mengusulkan untuk membatasi jumlah pengemudi.

Hal senada disampaikan oleh mitra pengemudi Gojek Risman (33 tahun). “Zaman Pak Nadim Makarim, masih ada bonus. Kalau tidak salah Rp 200 ribu per hari jika performa di atas 65%. Sekarang tidak ada,” katanya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...