Tak Pakai Teknologi Huawei, Eropa Butuh Rp 886 T untuk Kembangkan 5G

Desy Setyowati
10 Juni 2019, 11:11
Eropa perangkat huawei, jaringan 5G
ANTARA FOTO/REUTERS/WOLFGANG RATTAY
Eropa butuh tambahan biaya hingga Rp 886 triliun jika tak pakai perangkat Huawei.

Laporan tersebut juga menyebutkan, bahwa larangan penggunaan teknologi Huawei dan ZTE bisa menunda penyebaran teknologi 5G di Eropa hingga 18 bulan. “Penundaan seperti itu akan memperluas celah penetrasi 5G antara Uni Eropa dan AS hingga lebih dari 15 poin persen pada 2025," demikian dikutip dari laporan tersebut.

Menurut laporan tersebut, penundaan terjadi karena ada potensi hambatan pengiriman perangkat dari vendor lain seperti Ericsson, Nokia dan Samsung ke Eropa. Hambatan itu bisa terjadi karena permintaan akan meningkat signifikan, sehingga vendor kesulitan memenuhinya.

(Baca: Huawei Kena Perang Dagang, Pengiriman Ponsel Pintar Diprediksi Turun)

Namun, juru bicara produsen perangkat telekomunikasi asal Finlandia, Nokia, Eric Mangan membantah proyeksi tersebut. Ia mengatakan, perusahaannya sudah mempersiapkan diri jika ada kenaikan permintaan di Eropa.

Saat ini, Nokia mencatat sudah ada peningkatan permintaan. “Kami menawarkan solusi teknis, kami dapat melapisi peralatan 5G lebih baik dibanding vendor perangkat 4G lain. Solusi ini dapat mengurangi biaya dan kompleksitas perubahan vendor,” kata dia.

(Baca: Google: Masuknya Huawei Dalam Daftar Hitam Bisa Bahayakan AS)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...