Pendapatan TikTok Naik 100%, Alibaba dan Tencent Diramal Meningkat 33%
Beijing juga menerbitkan aturan antimonopoli pada akhir tahun lalu. Perusahaan pun terancam denda 10% dari pendapatan atau sekitar US$ 7,8 miliar, jika terbukti menyalahgunakan dominasi pasar.
Pendapatan raksasa teknologi asal Tiongkok lainnya Tencent juga diperkirakan meningkat 24,6% yoy menjadi 131,83 miliar yuan atau sekitar US$ 20,36 miliar. Penghasilan bersih diprediksi tumbuh 29% menjadi 32,85 miliar yuan.
Analis Macquarie Han Joon Kim menilai, pendapatan Tencent didorong oleh kinerja bisnis gim seperti PUBG, yang kebanjiran pengguna selama pandemi corona. Pendapatan dari bisnis game online diperkirakan tumbuh 46% yoy menjadi 38 miliar yuan.
"Kami memperkirakan hasil yang solid pada kuartal IV 2020, dengan kekuatan dari bisnis game," kata Joon Kim dikutip dari CNBC Internasional, bulan lalu (26/1).
Sedangkan pengembang TikTok, ByteDance sudah mengumumkan laporan keuangan sepanjang tahun lalu. Pendapatan naik dua kali lipat lebih atau 100% menjadi US$ 35 miliar.
Laba operasi juga meningkat menjadi US$ 7 miliar pada tahun lalu. "Tahun sebelumnya, labanya kurang dari US$ 4 miliar," kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut dikutip dari Bloomberg, bulan lalu (26/1).
Peningkatan pendapatan itu didorong oleh kinerja TikTok dan Douyin. Jumlah unduhan aplikasi TikTok selama Januari-November 2020 mencapai 934,6 juta. Secara keseluruhan, platform video pendek ini diunduh 2,5 miliar kali sejak dirilis pada 2016.
Namun, TikTok diblokir permanen di India. Aplikasi besutan Tiongkok ini juga menghadapi tekanan di Amerika Serikat (AS).