Kementan Siapkan Strategi Peningkatan Produksi Pangan di 2019

Image title
Oleh Ekarina
6 Desember 2018, 16:19
Petani Indonesia
Katadata

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan produksi sejumlah komoditas pangan pada 2019.  Target itu diharapkan bisa dicapai melalui sejumlah  strategi pengembangan, seperti pengembangan kawasan pertanian (klaster) berbasis korporasi petani dan penguatan infrastruktur pertanian pada 2019. 

Pada 2019, Kementan menargetkan produksi komoditas pangan seperti padi bisa mencapai 84 juta ton, jagung 33 juta ton, kedelai 2,8 juta ton, bawang merah 1,41 juta ton, cabai 2,29 juta ton. Sementara itu, produksi sapi diharapkan bisa mencapai 0,75 juta ton, tebu 2,5 juta ton, kelapa 3,49 juta ton, kakao 0,96 juta ton, kopi 0,78 juta ton dan karet 3,81 juta ton.

Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI, Kasdi Subagyono mengatakan fokus pembangunan sektor pertanian tersebut akan menjadi salah satu basis pembangunan pertanian Indonesia 2019-2024. “Ini dilandasi pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.18 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Berbasis Korporasi Petani,” ujar Kasdi dalam keterangan resmi, Kamis (6/12).

(Baca: Kementan Alihkan Program Cetak Sawah Baru Jadi Optimalisasi Lahan Rawa)

Pengembangan infrastruktur pertanian diharapkan bisa mempercepat peningkatan produksi dan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Beberapa kebijakan operasional untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pertanian meliputi percepatan produksi pangan dan perbanyakan benih, pembangunan embung, dan rehabilitasi jaringan irigasi, perbaikan varietas unggul, pengembangan pertanian organik, hilirisasi pertanian dan fokus kawasan pertanian berbasis korporasi.

Sementara pada 2019,  Kementan juga menurutnya masih akan berfokus pada pengembangan benih hasil riset Balitbangtan, percepatan peningkatan bawang putih dan pengembangan komoditas subsitusi impor, Toko Tani Indonesia (TTI) dan KRPL, penyediaan sapi indukan, cetak sawah, optimalisasi lahan rawa. Kemudian ada pula pendidikan vokasi, asuransi usaha tani padi dan ternak sapi, bantuan alsintan, techno park dan science park, serta pengentasan kemiskinan.

Mengenai kegiatan optimalisasi klahan rawa, dia menyebut, Indonesia masih mempunyai potensi besar dalam pengembangan lahan rawa. Luas lahan rawa nasional saat ini mencapai 34,1 hektare (ha) terdiri dari lahan pasang surut 8,9 juta ha dan lebak 25,2 juta ha.

"Seluas 19,2 juta ha sesuai untuk pertanian dan baru 3,7 juta ha sudah dimanfaatkan,” katanya

Pemanfaatan lahan rawa ini menurutnya akan difokuskan di 6 provinsi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...