Gandeng Bank Dunia, Luhut Fokus Rehabilitasi 75 Ribu Hektare Mangrove

Tia Dwitiani Komalasari
26 Februari 2024, 16:23
Luhut
Instagram @luhut.pandjaitan

Alarm Mitigasi Iklim

Luhut mengatakan, Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa mencatat selama 12 bulan berturut-turut, bumi telah mengalami suhu lebih panas 1,5 derajat celsius dibandingkan era praindustri 1850-1900. Fenomena ini adalah yang pertama kalinya dalam catatan sejarah.

Kondisi tersebut membuat kemunculan sejumlah fenomena alam yang mengubah beberapa bagian bumi menjadi tidak sama lagi dengan kondisi beberapa abad silam. Peningkatan suhu bumi sebanyak 1,5 derajat celsius menyebabkan kerugian besar bagi ekosistem seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, hingga kelangkaan air yang akan kita jumpai dalam beberapa waktu kedepan.

"Ini adalah sebuah "wake up call" bagi kita semua untuk melakukan upaya mitigasi dalam mengurangi emisi karbon," ujar Luhut.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu rata-rata Januari 2024 mencapai 27,2 derajat celcius. Suhu tersebut merupakan yang tertinggi untuk bulan yang sama sejak 1981.

"Secara umum Indonesia mengalami kenaikan suhu udara 0,8 derajat celcius dibanding normalnya," dikutip dari fakta perubahan iklim dari situs resmi BMKG, Selasa (6/2).

Kenaikan suhu udara tertinggi terjadi di stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda di Sumba Timur yaitu sebesar 2 derajat celcius. Sementara kenaikan suhu terendah terjadi di Stasiun Meteorologi Maritim Paotere di Makassar sebesar -0,6 derajat celcius. 



Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...