Kebijakan Pangan Berkelanjutan Kunci Atasi Dampak Krisis Iklim

Hari Widowati
6 Maret 2024, 18:29
Cuaca ekstrem yang disebabkan oleh El Nino berpengaruh pada produktivitas pangan, termasuk beras.
ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Cuaca ekstrem yang disebabkan oleh El Nino berpengaruh pada produktivitas pangan, termasuk beras.

Pada kesempatan yang sama, Supari, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut El Nino yang terjadi pada 2023 merupakan El Nino dalam kategori moderat. Indeks anomali suhu muka laut di Pasifik Tengah mencapai 2,0 pada Desember 2023.

Menurutnya, dampak El Nino luar biasa terutama pada Agustus hingga Oktober ditandai dengan curah hujan yang sangat rendah di beberapa wilayah. Bahkan, kondisi tanpa hujan selama 222 hari terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Untuk kondisi tanpa hujan lebih dari dua bulan terjadi di wilayah mulai dari Sumatra bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah dan Selatan, serta sebagian Sulawesi, sebagian Maluku dan Papua. Dapat dipahami banyak daerah yang mengalami kondisi produksi pangan yang tidak maksimal," ujarnya.

Bapanas telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga ketersediaan pangan, yakni dengan menyediakan 2,4 juta ton beras setiap tahun. Bapanas juga memberikan bantuan pangan untuk 22 juta masyarakat yang rawan pangan, melakukan stabilisasi pasokan dan harga untuk retail modern. Selain itu, Bapanas juga bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui gerai pangan murah untuk mengendalikan inflasi di daerah.

Bapanas juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mempercepat masa tanam pada semester II 2024 di mana diprediksi terjadi fenomena La Nina yang menyebabkan kondisi iklim lebih basah untuk pertumbuhan padi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...