Aturan DMO Minyak Kelapa Sawit Dinilai Rawan Penyimpangan

Rizky Alika
17 Juli 2020, 22:10
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12/2019). Pedagang pengumpul mengaku, sejak dua pekan terakhir harga TBS kelapa sawit
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12/2019). Aturan DMO minyak kelapa sawit dinilai rawan penyimpangan.

Sebagaimana diketahui, Pertamina meminta pemerintah menetapkan kewajiban pasokan dalam negeri atau DMO CPO. Dengan begitu, harga biodiesel 100% atau B100 bisa lebih murah. (Baca: Kementerian ESDM Mulai Bahas Aturan DMO Minyak Sawit untuk Pertamina)

Meski begitu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM belum memberikan keputusan terkait hal tersebut. "Masih pembahasan," ujar Direktur Bioenergi Andriah Feby Misna ke Katadata.co.id pada Kamis (2/7).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya meminta pemerintah memberlakukan DMO minyak sawit untuk memproduksi biodiesel. Sehingga perusahaan bisa mendapatkan pasokan minyak sawit yang berkelanjutan dengan harga yang lebih murah dari ekspor.

"Ini seperti halnya PLN membangun 35 ribu MW, butuh suplai batu bara besar dengan volume dan harga batas bawah dan batas atas," kata Nicke beberapa waktu lalu.

(Baca: Pertamina Produksi D100, Apa Bedanya dengan B100?)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...