Rencana Besar Pemerintah Alihkan Dana Subisidi Listrik untuk PLTS Atap

Image title
16 September 2020, 20:16
Petugas melakukan perawatan panel surya di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dengan potensi tiga gigawatt untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, PT Peru
ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Petugas melakukan perawatan panel surya di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Sehingga, pengguna hanya membayar sisanya ditambah dengan biaya penggunaan listrik dari PLN. Dengan demikian tagihan listrik akan lebih murah untuk pelanggan yang menggunakan PLTS Atap.

Pemerintah tengah mengevaluasi regulasi terkaiat masalah ini, sehingga dapat menarik minat pelanggan PLN untuk memasang PLTS Atap. Biarpun begitu, pemerintah belum menyiapkan insentifnya. Alasannya, pemerintah sedang berfokus merampungkan rancangan peraturan presiden energi baru terbarukan. “Setelah itu akan perbaiki regulasi PLTS Atap,” ujar Harris.

Target Bauran Energi Baru Terus Naik

Menurut Harris, saat ini ada gap yang cukup besar pada target bauran energi sebesar 23 % pada 2025 nanti, dan terus membesar hingga 2050. Angka tersebut dipatok saat perekonomian cukup tinggi di 2014. Padahal realisasi pertumbuhan ekonomi tidak samapai delapan persen namun hanya lima persen.

Perhatikan grafik pada Databoks berikut ini:

Akibatnya pertumbuhan sisi energi tidak sebesar yaang direncanakan. “Ada kesan saat ini over supply. Karena di sisi supply ada 35 ribu MW yang mayoritas fosil, energi baru terbarukan ada tapi tidak maksimal,” ujarnya.

Di samping itu, pertumbuhan industri energi baru di dalam negeri belum cukup maksimal. Beberapa kendalanya seperti terkait pembiayaan. Demikian juga pada aspek kualitas sumber daya manusia yang perlu diperbaiki.

Di kalangan swasta, pembangkit ramah lingkungan ini sebenarnya cukup diminati. PT Xurya Daya Indonesia, misalnya, pada awal tahun ini menargetkan berkontribusi 10 % dari capaian pengembangan PLTS Atap. Startup yang bergerak di bidang energi terbarukan itu mengandalkan teknologi untuk ikut mengisi target produksi 6,5 Gigawatt (GW) hingga 2025.

Xurya akan berperan dalam menyediakan layanan pemasangan panel surya. Saat ini, perusahaan tersebut telah menggaet 20 konsumen dari industri maupun ritel. Jumlah tersebut tergolong kecil dibandingkan 1.580 pelanggan PLTS Atap hingga akhir tahun lalu.

“Target kami, yang penting cukup bisa kontribusi ke capaian pemerintah,” kata Managing Director Xurya Eka Himawan di Jakarta, awal tahun ini. Beberapa konsumen Xurya yakni Tokopedia, Traveloka, dan MGM Bosco Logistics.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...