Riset: Sektor Energi Terbarukan Ciptakan 11,5 Juta Pekerjaan Anyar

Sorta Tobing
30 September 2020, 13:01
energi baru, energi hijau, energi terbarukan, irena
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Ilustrasi. Sektor energi terbarukan menciptakan 11,5 juta pekerjaan secara global tahun lalu, mayoritas dari proyek pembangkit listrik panel surya.

Indonesia Peringkat Dua di Energi Biofuel

Dalam laporan IRENA Jobs Review 2020, ada 10 negara yang menciptakan lapangan pekerjaan energi terbarukan terbanyak. Negara itu adalah Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, India, Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Brasil, Jerman, dan Filipina.

Meskipun 58% konsumsi energi primernya berasal dari batu bara, pekerjaan yang tersedia di industri pertambangan Negeri Panda turun dari 5,3 juta pada 2013 menjadi 2,6 juta orang pada awal 2020. “Sebagai perbandingan, lapangan kerja yang diciptakan industri terbarukan Tiongkok naik 4,4 juta pada 2019, menyumbang 38% pekerjaan energi terbarukan global,” kata penasihat senior Agora Energiewende Kevin Tu.

Indonesia berada di peringat dua dari sepuluh negara yang memimpin penciptaan lapangan pekerjaan di energi biofuel. Peringkat pertamanya adalah Brasil. Di urutan ketiga adalah Amerika Serikat. IRENA menyebut Indonesia sebagai produsen biodiesel terbesar dengan jumlah tenaga kerja 494,4 ribu orang.

HEALTH-CORONAVIRUS/BRITAIN
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga bayu (angin). (ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble/aww/cf)

Dorong Dunia Kerja Lebih Inklusif

Energi terbarukan juga menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif dibandingkan energi fosil. Laporan itu menyebut perempuan menempati 32% dari total pekerjaan di sektor itu, dibandingkan 22% di energi beremisi tinggi. Dari 1,2 juta pekerjaan di bidang tenaga angin, misalnya, lebih dari seperlima adalah perempuan.

Kebijakan komprehensif di energi hijau juga mendukung berbagai inisiatif pendidikan dan pelatihan para pekerja. Termasuk di dalamnya pelatihan kejuruan dan guru, pengembangan kurikulum, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, promosi kemitraan publik-swasta, serta perekrutan kelompok-kelompok yang kurang terwakili seperti perempuan.

IRENA berpendapat pembuat kebijakan juga harus memprioritaskan memberi pelatihan kepada para pekerja energi fosil yang berpotensi kehilangan mata pencaharian. Mayoritas dari mereka seharusnya sudah memiliki keterampilan dan keahlian yang dapat berkontribusi pada industri energi bersih.

Lapangan pekerjaan yang berkembang di energi hijau seharusnya semakin mendorong transisi energi di tengah pandemi corona. “Ketika dunia menghadapi Covid-19, manusia kembali diingatkan tentang apa yang terjadi jika kita gagal mengatasi perubahan iklim,” ujar La Camera.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...