Cina Setop Pendanaan, 66% Proyek PLTU Batu Bara Baru di Asia Batal

Happy Fajrian
Oleh Happy Fajrian - Verda Nano Setiawan
10 November 2021, 18:10
pltu, cina, emisi karbon, batu bara
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Foto udara cerobong di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di Desa Sijantang, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat.

Peneliti di Global Energy Monitor Russell Gray mengatakan bahwa masa depan dari 28 proyek pembangkit listrik yang tersisa saat ini di Asia sudah terlihat suram.

"Pembatalan proyek-proyek tersebut akan menghemat lebih dari US$ 27 miliar (Rp 384 triliun) biaya modal untuk teknologi rendah karbon, efisiensi energi, serta perluasan dan modernisasi jaringan. Asia juga terhindar dari tambahan 103 juta ton emisi CO2 setiap tahun," ujarnya.

Pembiayaan Batu Bara di Asia Mengering

Selain Cina, Korea dan Jepang juga akan menghentikan dukungannya terhadap proyek yang berkaitan dengan batu bara, salah satunya dalam bentuk proyek PLTU. Bahkan Asian Development Bank (ADB) telah menghentikan dukungannya terhadap seluruh proyek yang berkaitan dengan bahan bakar fosil.

ADB kini tidak akan membiayai proyek-proyek seperti PLTU batu bara, penambangan batu bara, serta produksi dan eksplorasi minyak dan gas alam.

"Secara global pembiayaan batu bara telah mengering, baik dari asuransi, utang, ekuitas," kata analis dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Tim Buckley, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin (24/5).

Buckley menambahkan bahwa jika perbankan menghentikan pembiayaan, batu bara akan mati karena batu bara tidak bankable tanpa subsidi pemerintah. Simak databoks berikut:

ADB mengumumkan perubahan besar kebijakannya menyusul peningkatan permintaan untuk menghentikan dukungan terhadap proyek-proyek yang tidak selaras dengan upaya pencegahan perubahan iklim.

“Batu bara dan bahan bakar fosil lainnya telah memainkan peran besar dalam memastikan akses energi untuk pembangunan ekonomi kawasan. Tapi mereka belum menyelesaikan tantangan tersebut sedangkan penggunaannya membahayakan lingkungan dan mempercepat perubahan iklim,” tulis ADB.

Meski demikian ADB tidak menutup pintu dukungannya untuk proyek-proyek gas di masa depan, namun dengan persyaratan tertentu. Korea Selatan dan Jepang lebih dulu mengumumkan penghentian dukungannya terhadap proyek-proyek energi fosil, khususnya batu bara.

"Untuk menjadi netral karbon, sangat penting bagi dunia untuk mengurangi pembangkit listrik tenaga batu bara," kata Presiden Korsel Moon Jae-in beberapa waktu lalu.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...