Teknologi CCUS PLTU Mahal dan Terbatas, RI Fokus pada Pembangkit EBT
Apalagi saat ini juga masih belum ada teknologi carbon capture skala besar untuk dapat diterapkan secara penuh. Hanya memang, Pertamina sudah melakukan uji coba penerapan CCUS di beberapa lapangan migasnya. "Memang kita punya sumber batu bara banyak tapi memang tuntutannya seperti ini," katanya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana optimis teknologi ini akan ekonomis seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi.
Dia memperkirakan dalam 10 tahun teknologi CCUS akan mulai terlihat keekonomiannya dari sisi komersial. "Kami masukan ke parameter bagaimana kalau CCUS masuk supaya PLTU-nya secara bertahap untuk dipensiunkan," ujarnya dalam wawancara bersama Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Menurut Dadan, Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi teknologi CCUS akan berkontribusi sekitar 15% dalam mencapai target nol emisi bersih. Untuk itu, pemerintah terus mengkaji keekonomian teknologi ini.
Beberapa negara di dunia sudah mulai menerapkan teknologi ini secara komersial. Namun penerapannya pada PLTU masih belum banyak. Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah melakukan kajian untuk dapat mengimplementasi teknologi CCUS ini pada sejumlah PLTU.
"Sekarang angkanya itu US$ 40 per ton biaya tambahan untuk mengambil CO2-nya. Tapi angka ini akan terus bergerak, bisa ke atas bisa ke bawah karena teknologinya kan belum berkembang secara massal," ujarnya.