Pengembangan Panas Bumi di RI Lamban, Teknologi Tertinggal dari Migas

Rena Laila Wuri
18 Maret 2024, 13:35
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
123RF.com

“Tidak seperti minyak dan gas bumi teknologinya sudah sangat mapan dan geothermal belum. Dan ini harus diupdate segera,” ujar dia.

Selain itu, kata Julfi, rantai pasok (supply chain) panas bumi di Indonesia masih bergantung kepada luar negeri. Pasalnya, Indonesia tidak memiliki turbin panas bumi saat ini.

Julfi mengatakan, API akan mengubah rantai pasok panas bumi di Indonesia bersamaan dengan memperbarui bisnis modelnya. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia.

Panas Bumi dan Bioenergi Jadi Sumber Listrik Baru Indonesia

Panas bumi dan bioenergi dianggap sebagai sumber energi potensial untuk pembangkit listrik di Indonesia, khususnya pada periode transisi energi. Dua sumber energi alternatif itu memiliki sejumlah keunggulan ketimbang bahan bakar yang telah ada seperti minyak, gas dan batu bara.

Senior Fellow Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Evita Legowo mengatakan panas bumi memiliki keluaran emisi lebih rendah ketimbang minyak, gas dan batu bara. Evita menilai pemanfaatan bioenergi dan panas bumi berpotensi untuk menjadi beban listrik utama menggantikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

“Indonesia punya energi baru yang besar, adalah bio energi dan panas bumi,” kata Evita dalam Indonesa Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2024 di Hotel Kempinski Indonesia, Selasa (5/3).

Kendati demikian, dia mengusulkan adanya penegasan regulasi terkait penggunaan bioenergi untuk bahan bakar pembangkit listrik. Alasannya, penggunaan biomassa berlebihan seperti pelet untuk co-firing PLTU berpotensi untuk memperbesar pembukaan lahan hutan nantinya.

Menurut Evita, mekanisme pemakaian biomassa untuk co-firing PLTU harus memperhatikan ketersediaan bahan baku dan lingkungan. Hal ini untuk mencegah terulangnya dampak eksploitasi berlebihan pada minyak bumi domestik pada medio 1980-an. “Harus berhati-hati agar tidak menggunduli hutan. Supaya tidak seperti minyak yang keburu habis,” ujar Evita.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...