Pembiayaan Batu Bara di Asia Mengering demi Mengejar Target Iklim

Happy Fajrian
24 Mei 2021, 16:16
pembiayaan batu bara,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Aktivitas di tambang batu bara legal di Baru Tengah, Kalimantan Timur (19/1/2019).

Sementara itu MUFG hanya akan menghentikan memberikan fasilitas pembiayaan tambahan untuk pembangkit listrik eksisting mulai 1 Juni 2021. Namun bank terbesar di Jepang ini masih akan membiayai pembangkit listrik batu bara yang dilengkapi dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.

Sedangkan Mizuho akan menghentikan pembiayaan penambangan batu bara termal. Sama dengan MUFG, kebijakan ini akan dimulai 1 Juni mendatang.

Pemerintah Jepang sejatinya masih ragu untuk sepenuhnya mengesampingkan batu bara, mengingat harganya yang murah dan pasokannya yang stabil.

"Kita perlu mengejar keputusan terbaik untuk setiap negara yang mencerminkan keadaan uniknya di jalur (menuju emisi nol bersih) dan bauran energinya," kata Hiroshi Kajiyama dari Kementerian Lingkungan Jepang.

Maybank Siapkan US$ 12 Miliar Pembiayaan Berkelanjutan

Bank terbesar Malaysia, Malayan Banking Bhd (Maybank) juga menyatakan akan menghentikan pembiayaan sektor batu bara serta menyiapkan dana hingga US$ 12 miliar (sekitar RP 718 triliun) untuk pembiayaan berkelanjutan.

“Tidak ada pembiayaan batu bara baru bagi Maybank ke depannya,” kata CEO Maybank Abdul Farid Alias, seperti dikutip Reuters. “Kami akan bekerja sama dengan peminjam eksisting untuk mendiversifikasi dan mencapai bauran energi terbarukan pada jangka menengah-panjang.”

Sementara tahun lalu CIMB Group Holdings Bhd telah berkomitmen untuk menghapuskan batu bara dari portofolionya pada 2040. CIMB menjadi bank pertama di Asia Tenggara yang menyatakan komitmen tersebut.

“Kami menyadari bahwa peran kami sebagai perantara keuangan menempatkan kami pada posisi kritis, karena keputusan pembiayaan dan penawaran keuangan kami dapat membantu membentuk lintasan pembangunan ekonomi jangka panjang,” kata Ketua CIMB Group, Mohd Nasir Ahmad.

KB Financial Group Pimpin Langkah Bebas Batu Bara Korea

Sementara itu di Korea Selatan, langkah industri keuangan untuk keluar dari bisnis kotor batu bara dipimpin oleh KB Financial Group sejak September 2020. Dengan slogan barunya "KB Greenway 2030", KB Financial Group dan 13 anak usahanya, termasuk KB Kookmin Bank, berupaya mengurangi emisi karbonnya sebesar 25% pada 2030.

"KB telah menjadi perusahaan keuangan pertama di Korea yang secara terbuka meninggalkan industri energi bertenaga batu bara, sejalan dengan komitmen grup untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan pada masalah lingkungan dan sosial," kata seorang pejabat KB, dikutip dari The Korea Times.

Langkah KB Financial kemudian diikuti oleh perusahaan finansial yang tergabung dalam Grup Samsung, termasuk di antaranya Samsung Life Insurance dan Samsung Fire & Marine Insurance pada November 2020.

Lalu sebulan kemudian, Desember 2020, giliran Woori Financial Group yang menyatakan keluar dari pembiayaan proyek-proyek batu bara. Pada Januari 2021, perusahaan jasa keuangan yang tergabung dalam Hanwha Group mengumumkan hal serupa.

Lalu berturut-turut pada Februari NongHyup Financial Group, Jeonbuk Bank, dan Kwangju Bank. Pada Maret salah satu grup keuangan terbesar di Negeri Ginseng, Hana Financial Group, lalu Shinhan Bank, dan DGB Financial Group menyatakan keluar dari batu bara.

Berdasarkan kertas putih tentang investasi batu bara di Korea yang dirilis oleh Korea Sustainability Investing Forum pada Oktober 2020, sejak 2009 hingga Juni 2020, lembaga keuangan Korea menyuntikkan hingga 60 triliun won (sekitar US$ 54,1 miliar) untuk proyek pembangkit listrik batu bara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...