Zona Hijau Kinerja Adaro di Tangan Boy Thohir

Amelia Yesidora
17 Desember 2021, 08:10
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir (kanan), Komisaris Independen Mohammad Effendi (kiri), Wakil Presiden Direktur C Ariano Rachmat (kedua kanan) dan Direktur Julius Aslan (kedua kiri) berbincang seusai melaksanakan Rapat Umum P
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir (kanan), Komisaris Independen Mohammad Effendi (kiri), Wakil Presiden Direktur C Ariano Rachmat (kedua kanan) dan Direktur Julius Aslan (kedua kiri) berbincang seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Adaro Energy Tbk di Jakarta, Senin (26/4/2021).

Alasannya, batu bara sub-bituminus Adaro belum diperdagangkan dengan jumlah besar secara internasional. Begitu juga perdagangan domestiknya masih kecil pada saat itu. 

Tak hanya itu, perbankan juga meragukan kelayakan konstruksi jalan untuk pengangkutan batu bara. Sepanjang 27 kilometer jalan yang akan dibangun Adaro memang melintasi daerah rawa. Secara perhitungan, pembangunan tersebut dapat menguras biaya konstruksi tinggi untuk bisa dianggap layak secara teknis.

Tak patah arang, Adaro akhirnya memperoleh dana pembangunan sebesar US$ 20 juta dari para pemegang saham. Syaratnya, sumber dana yang berlebih harus berasal dari arus kas perusahaan. 

Pembangunan jalan sepanjang 27 kilometer di rawa dekat Sungai Barito pada September 1990 itu akhirnya selesai setahun kemudian. ADRO juga membangun sistem penghancuran, stock pilling, dan pemuatan tongkang 2 juta ton di Sungai Kelanis dimulai pada Maret 1991.

Eksplorasi batu bara pertama dimulai pada Maret 1991 di tambang Paringin yang memiliki lapisan tunggal setebal 30 meter. Batu bara pertama ini diuji pada run of mine stockpile (tempat penimbunan batu bara sementara) kemudian sampelnya dikirim ke Australia untuk uji pembakaran.

Dari uji sampel tersebut, ditemukanlah bahwa batu bara Adaro mengandung tingkat sulfur dan abu yang sangat rendah. Dengan karakteristik tersebut, Adaro menetapkan nama Envirocoal sebagai merek batu bara Adaro.

Krupp Industries dari Jerman menjadi pembeli pertama yang tertarik dengan karakteristik ramah lingkungan Envirocoal. Pada 22 Oktober 1992, sebanyak 68.750 ton Envirocoal berlayar ke Eropa dengan kapal perusahaan bernama MV Maersk Tanjong. Di tanggal yang sama, Adaro dinyatakan telah beroperasi secara komersial.

Pada awal bisnis komersialnya di 1992, Adaro hanya dapat memproduksi 1 juta ton batu bara. Namun, per September 2021, Adaro berhasil memproduksi hampir 40 juta ton batu bara. Meskipun begitu, dibandingkan tahun lalu, produksi batu bara Adaro cenderung menyusut 4%, begitupun total penjualan yang berkurang 5 % menjadi 38,86 juta ton per September 2021.

Anak Perusahaan Adaro

adaro-energy.jpg
adaro-energy.jpg (KATADATA/)

Dilansir dari paparan publik Adaro, perusahaan ini memiliki delapan pilar bisnis yang terbagi menjadi pilar utama dan supporting. Pada pilar utama ada Adaro Mining, yaitu usaha utama Adaro yang bergerak pada pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pertambangan ini di bawah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) hingga 2022. Produk Adaro Mining adalah batu bara sub-bituminous dari tiga tambang: Paringin, Tutupan, dan Wara. 

Di Kalimantan Timur, Adaro mempunyai kepemilikan atas PT Bhakti Energi Persada (BEP) yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk total area 34 ribu hektare di Kabupaten Muara Wahau, Kutai Timur. Adaro memegang 10,22 % kepemilikan atas BEP.

Selain di Kalimantan, Adaro memiliki anak perusahaan bernama PT Mustika Indah Permai (MIP) yang memegang IUP atas 2.000 hektare area konsesi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. MIP memulai produksi komersial pada 2019, hingga berhasil memproduksi 1,31 juta ton dan menjual 1,28 juta ton batu bara. Adaro juga memiliki kepemilikan sebesar 61,04% atas PT Bukit Enim Energi (BEE) yang memegang IUP seluas 11.130 hektare di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Tiga anak perusahaan utama lainnya adalah Adaro Logistics yang berfokus pada pengiriman batu bara, Adaro Services sebagai penyedia jasa pertambangan, dan Adaro Power yang bergerak dalam peningkatan pengembangan listrik.

Pada pilar supporting, terdapat Adaro Land yang berfokus pada aset pertanahan dan infrastruktur Grup Adaro. Di antaranya, Adaro Water yang membangun akses air bersih, Adaro Capital yang fokus mengurus transaksi bisnis perusahaan, dan Adaro Foundation sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Grup Adaro. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...