Profil Tjandra Gunawan, Dirut Bank Neo Commerce yang Mengundurkan Diri

Image title
5 Mei 2023, 07:30
Bank Neo Commerce, Bank Neo, Tjandra Gunawan
Dok. Bank Neo Commerce
Ilustrasi, Tjandra Gunawan.

Jumlah saham yang ditawarkan pada rights issue Bank Neo Commerce pada PMHMETD VI tercatat sebanyak 2.617.133.843 saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang diterima perseroan dari aksi korporasi tersebut, adalah sebesar Rp 1,7 triliun. Capaian tersebut membuat modal inti Bank Neo Commerce telah melebihi Rp 3 triliun, atau memenuhi ketentuan modal inti minimum yang ditetapkan oleh OJK.

Selama periode perdagangan PMHMETD VI yang berlangsung pada 24-30 November 2022, juga periode pemesanan akhir saham tambahan di 30 November 2022, tercatat pelaksanaan PMHMETD VI terserap habis dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 1,16 miliar lembar saham atau setara dengan Rp 756 miliar.

Bank Neo Commerce
Bank Neo Commerce (Bank Neo Commerce)

Kinerja Bank Neo Commerce di Bawah Kepemimpinan Tjandra Gunawan

Selama menjabat sebagai Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra berhasil membawa perseroan mencatatkan kenaikan kinerja yang signifikan. Pada 2022, pendapatan bunga perseroan tercatat melonjak 261,94% menjadi Rp 2,41 triliun. Sementara, pendapatan bunga bersih pada periode tersebut, tercatat naik signifikan 436,94% menjadi Rp 1,7 triliun.

Dari sisi jumlah kredit yang diberikan, Bank Neo Commerce mencatat peningkatan hingga 139,6% menjadi Rp 10,24 triliun per 2022. Sejalan dengan naiknya jumlah kredit, aset yang dimiliki perseoran juga tumbuh 73,7% menjadi Rp 19,69 triliun.

Lalu, jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Neo Commerce juga meningkat signifikan 77,87% menjadi Rp 14,45 triliun pada 2022. Sementara pada 2021, DPK perseroan tercatat sebesar Rp 8,12 triliun.

Memang, Bank Neo Commerce masih mencatatkan kerugian sepanjang 2022, yakni sebesar Rp 789,06 miliar. Namun, kerugian ini lebih rendah 20% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 986,29 miliar.

Rugi bersih yang dicatatkan Bank Neo Commerce ini seiring dengan aksi perusahaan yang tengah bertransformasi menjadi bank digital. Dalam proses transformasi tersebut, perseroan menyebutkan membutuhkan peningkatan biaya modal atau capital expenditure (capex) yang besar untuk berinvestasi pada pemanfaatan dan pengembangan teknologi.

Memasuki 2023, kinerja Bank Neo Commerce kembali mencatatkan kinerja yang apik sepanjang kuartal pertama. Ini tercermin dari rasio rugi bersih yang menyusut 83,5% secara tahunan menjadi Rp 68,4 miliar.

Mengutip laporan keuangan yang publikasi perseroan, perbaikan kinerja tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang melonjak 249% menjadi Rp 691,6 miliar pada kuartal I-2023.

Bank Neo Commerce juga mencatatkan kinerja yang semakin efisien, yang terlihat dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang berhasil dipangkas 8.560 bps menjadi 106,74% dari sebelumnya 192,34%.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan aset sebesar 52,54% menjadi sebesar Rp 19,11 triliun sepanjang kuartal I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 12,53 triliun.

Kenaikan aset ini sedikit banyak ditopang dari penyaluran kredit yang konsisten. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Bank Neo Commerce berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 10,91 triliun, atau naik sebesar 127,02% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 4,81 triliun.

Dalam keterangan resminya, Tjandra menyebutkan seiring dengan pencapaian tersebut, perseroan juga berhasil menarik minat masyarakat untuk menempatkan dana melalui inovasi aplikasi Neobank.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...