Sentimen The Fed Membuat Surat Utang Negara RI Makin Diminati Investor
Minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) meningkat seiring ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS, The Fed tidak akan terlalu agresif akhir tahun ini. Hal ini terlihat dari penawaran alias incoming bids yang meningkat.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menggelar lelang SUN yang ke-15 tahun ini pada Selasa (2/8). Total penawaran yang masuk Rp 36,9 triliun atau tertinggi dibandingkan tiga lelang sebelumnya.
"Investor mulai risk on pasca-hasil Federal Open Market Committee (FOMC) meeting Juli yang sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar," kata Direktur SUN DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan pers, Selasa (3/8).
Selain itu, “adanya sinyal The Fed tidak akan seagresif sebelumnya dalam melakukan normalisasi kebijakan tingkat suku bunga,” tambah dia.
The Fed mengerek bunga acuan 75 basis poin (bps) dalam dua pertemuannya terakhir, yakni Juni dan Juli. Tindakan ini belum pernah diambil oleh bank sentral AS sebelumnya.
Kini pasar memprediksi The Fed tidak akan menaikkan bunga acuan setinggi bulan lalu. Sebab, ekonomi AS kini dibayangi risiko perlambatan dan masuk resesi pada kuartal II.
Di tengah kondisi itu, pemerintah mengantongi utang baru Rp 19,06 triliun dari lelang surat utang negara. Jumlah penawaran yang dimenangkan ini lebih tinggi dibandingkan empat lelang sebelumnya.
Realisasi itu juga di atas target indikatif Rp 15 triliun.
"Keputusan ini mencerminkan bahwa dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan melalui SBN dilakukan secara oportunistik, fleksibel, serta mengedepankan prinsip kehati-hatian," kata Deni.
Menurutnya, minat investor asing pada lelang kemarin meningkat. Incoming bid asing naik 46% dari lelang sebelumnya menjadi Rp 6,95 triliun.
Minat investor asing mayoritas masih pada tenor lima dan 10 tahun. Total permintaan asing yang dimenangkan Rp 4,97 triliun atau 26,09% dari total awarded bids pada lelang kemarin.
Seri benchmark dengan tenor lima dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor yakni 77,22% dari total permintaan yang masuk dan 81,06% dari total permintaan yang dimenangkan.
Penawaran terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu Rp 17,77 triliun atau 48,14% dari total incoming bids. Jumlah Penawaran yang dimenangkan untuk seri ini Rp 11,15 triliun atau 58,50% dari total awarded bids.
Imbal hasil atau yield rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan pada lelang kemarin lebih rendah 8bps - 52 bps dibandingkan lelang sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa biaya pinjaman pemerintah turun ke level yang cukup kompetitif.
Hal tersebut dinilai sesuai dengan sentimen pasar yang cenderung positif dalam sepekan terakhir.