Pengamat Nilai Aksi Merger Belum Tentu Bisa Perbaiki Kinerja Garuda

Patricia Yashinta Desy Abigail
23 Agustus 2023, 19:37
Pengamat Nilai Merger Garuda Belum Tentu Bisa Dongkrak Kinerja
Garuda.Indonesia/instagram
Garuda Indonesia

Wacana mengenai penggabungan usaha alias merger tiga perusahaan aviasi BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Pelita Air, dan Citilink terus bergulir. Kementerian BUMN saat ini sedang mengkaji lebih lanjut mengenai skema penggabungan ketiga maskapai ini. 

Rencana merger ini sedianya dilontarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai cara untuk menekan biaya logistik dan mengurangi kekurangan pesawat di dalam negeri. 

"BUMN terus menekan biaya logistik. Sebelumnya biaya logistik mencapai 23%, sekarang jadi 11%. Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," kata Erick dalam keterangan resminya, Selasa (22/8).

Merespons mengenai hal tersebut, Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai, aksi korporasi merger bukan langkah yang tepat untuk menekan biaya logistik. Ia berujar, merger Garuda Indonesia Grup dengan Pelita Air belum tentu dapat memperbaiki kondisi kinerja keuangan Garuda. 

"Kalau mau menyelamatkan Garuda jangan lupa nasib kreditur-krediturnya. Ada yang tahun 2021 kemarin baru selesai PKPU. Nah, itu kan garuda masih punya kewajiban jangka panjang," kata Alvin, saat dihubungi Katadata, Rabu (23/8).

Menurut Alvin, BUMN harus meninjau kembali rencana merger tiga perusahaan aviasi ini. Sebab, penggabungan tersebut dikhawatirkan justru menjadi bumerang bagi bisnis perusahaan "Merger apakah akan efisien? Saya khawatir organisasinya menjadi besar tidak gesit menghadapi dinamika persaingan," katanya.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...