Pedasnya Harga Cabai yang Kerap Membuat Gejolak Inflasi

Muchamad Nafi
2 Desember 2019, 09:52
Pedasnya Harga Cabai yang Kerap Membuat Gejolak Inflasi
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (2/11/2019). Pedasnya Harga Cabai Kerap Membuat Gejolak Inflasi

BPS mencatat penurunan indeks harga konsumen atau deflasi pada September 2019 sebesar 0,27%. Deflasi ini didorong oleh kelompok bahan pangan terutama harga cabai merah, bawang merah, dan ayam ras yang menurun.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, menurut kelompok pengeluaran, deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan makanan 1,97 % dengan andil 0,44 %. Deflasi cabai merah 0,19 %, bawang merah 0,07 %, daging ayam ras  0,05 %, cabai rawit 0,03 %, dan telur ayam ras 0,02 %. Sementara inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,72 %. Lihatlah grafik Databoks di bawah ini.

Pedasnya cabai rawit benar-benar terlihat pada tahun lalu yang memimpin kenaikan harga komoditas bahan pokok 2018. Harga cabai rawit pada Desember 2018 lalu naik 10,8 % menjadi Rp 40.506 per kilogram dibanding Desember tahun sebelumnya Rp 36.559 per kilogram. Setelah itu baru diikuti harga daging ayam ras yang naik 10,43 % menjadi Rp 44.674 per kilogram. Perhatikan grafik berikut ini:

Laju inflasi sepanjang tahun lalu 3,13 %, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Sementara inflasi bahan makanan 3,41 %. Sedangkan inflasi untuk komponen inti mencapai 3,03 %, harga yang diatur pemerintah 3,36 % dan bergejolak 3,39 %.

Gagal Panen Picu Kenaikan Harga Cabai dan Mendongkrak Inflasi

Seperti lazimnya dalam hukum ekonomi, permintaan cabai yang lebih tinggi dibandingkan suplainya akan membuat harganya lebih mahal. Minimnya pasokan cabai kerap dipicu oleh gagal panen para petani cabai. Juli kemarin, gagal panen lantaran terjadi kekeringan di beberapa daerah selama beberapa bulan.

Alhasil, rata-rata harga cabai rawit hijau melesat 2,5 persen menjadi Rp 59.450 per kilogram pada Juli 2019. Sedangkan harga cabai rawit merah naik 3,66 persen menjadi Rp 69.450 per  kilogram pada Senin pekan terakhir bulan itu.

KENAIKAN HARGA CABAI DI GORONTALO
KENAIKAN HARGA CABAI DI GORONTALO (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Di Kepulauan Riau, harga rata-rata cabai rawit tertinggi mencapai Rp 85 ribu per kilogram. Sementara di DKI Jakarta kenaikan cabai rawit merupakan tertinggi kedua, yakni Rp 80,4 ribu per kilogram. Adapun rata-rata harga cabai rawit termurah terdapat di Sulawesi Barat dan NTT Rp 25,2 dan 50,5 ribu per kilogram. Perhatikan angka-angka dalam Databoks berikut ini.

Pada Agustus 2019, harga cabai merah masih melonjak hingga puluhan ribu rupiah per kilogram di sejumlah daerah. Di beberapa daerah, komoditas ini sampai menyentuh Rp 100 ribu dari sebelumnya Rp 60 ribu seperti di pasar tradisional Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

(Baca: Harga Cabai Melambung, Ada yang Mencapai Rp 100 Ribu per Kilogram)

Menurut para pedagang di sana, pasokan semakin sedikit terutama dari Aceh. Sementara itu para petani di Langkat banyak yang belum panen. Akibatnya, banyak konsumen beralih ke cabai hijau yang harganya lebih murah sekitar Rp 45 ribu tiap kilonya. “Ini jelas sangat mempengaruhi para ibu rumah tangga,” kata Nasbah, seorang pembeli di Stabat, Kamis (22/8).

Di Cianjur, harga cabai di sejumlah pasar tradisional ketika itu juga tinggi mencapai Rp 75 ribu per kilogram. “Harga cabai rawit terus naik, dari Rp 70 ribu menjadi Rp 75 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah masih di angka Rp 70 ribu per kilogram dari harga normal Rp 35 ribu,” kata Sulaeman, 42, pedagang sayuran di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...