Hadapi Dinamika Global, Porsi Pinjaman Membesar US$ 2,5 Miliar

Rizky Alika
15 Agustus 2018, 12:24
Kemenkeu KATADATA | Arief Kamaludin
Kemenkeu KATADATA | Arief Kamaludin
Kemenkeu KATADATA | Arief Kamaludin

Perinciannya a.l. pembiayaan dari SBN Rp 221,94 triliun sekitar 53,54% dari target dan menunjukkan penurunan 27,86% (yoy). Ada pula pinjaman (neto) sebesar Rp 16,37 triliun setara dengan kenaikan 45,51% (yoy).

Terdapat dua komponen di dalam pinjaman (neto) tersebut, yakni pinjaman dalam negeri dan luar negeri. Untuk pinjaman dalam negeri terealisasi minus Rp 83,3 miliar karena kenaikan pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan pembayaran cicilan pokok.

Selain itu, Kemenkeu juga menempuh sejumlah strategi, yakni menerbitkan tiga instrumen sampai pengujung 2018 a.l. penerbitan Saving Bond Ritel (SBR) 004, Obligasi Negara Ritel (ORI), dan sukuk tabungan. 

Tidak hanya itu, imbuh Luky, pihaknya juga mempermudah proses penerbitan valas di luar negeri (offshore). Tujuannya agar lebih simpel pada saat lelang di pasar domestik mengingat pemerintah membutuhkan pembiayaan segera. 

Namun, Kemenkeu juga mendapatkan permintaan dari beberapa investor yang tidak memilih mekanisme lelang melainkan private placement. “Itu cukup membantu kami," ujarnya. Tapi, kementerian tetap berupaya mengoptimalkan lelang surat utang dengan memperluas basis investor, khususnya ritel atau individu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...