Defisit Neraca Perdagangan April Melonjak Drastis

Nur Farida Ahniar
2 Juni 2014, 17:00
pelabuhan peti kemas
KATADATA | Agung Samosir
KATADATA | Agung Samosir

Chief Economist ANZ Bank Asia Pacific Glenn Maguire dalam risetnya menulis neraca perdagangan pada April 2014 memburuk secara drastis pasca mencapai surplus sebesar US$ 669 juta pada Maret 2014. Pertumbuhan ekspor yang masih lemah disebabkan lemahnya permintaan eksternal dan harga komoditas utama dan manufaktur yang menurun.

Sementara ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti angka defisit neraca perdagangan ini melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan hanya defisit US$ 400 juta. Menurutnya defisit neraca perdagangan Indonesia pada Mei-Juli 2014 akan semakin membesar jika melihat ekonomi China sebagai negara tujuan ekspor masih tertekan. Harga dan permintaan beberapa komoditas ekspor seperti minyak sawit mentah (CPO) masih rendah. "Ke depan akan lebih berat lagi. Jadi tidak bisa berharap banyak untuk harga dan permintaan CPO," ujar Destry kepada Katadata.

Dengan kondisi tersebut Indonesia masih akan menghadapi tantangan berat terkait defisit transaksi berjalan. Selain faktor neraca perdagangan, juga masih ada pembayaran utang yang masih tinggi, capital inflow yang belum maksimal dan masih adanya pemilu. Jika pemilu berjalan dengan lancar, maka arus uang masuk masih akan cukup besar.

Untuk mengatasi defisit transaksi berjalan yang lebih besar, Destry mengusulkan pemerintah agar bisa membuat program yang mendorong ekspor. Contohnya mengurangi pajak atau memberi insentif bagi industri yang berorientasi ekspor.  

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...