Rupiah Melemah ke 14.272 per US$ Tertekan Penurunan PMI Manufaktur RI

Agatha Olivia Victoria
1 Maret 2021, 10:25
rupiah, nilai tukar, PMI manufaktur
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Ilustrasi. Beberapa mata uang Asia pagi ini turut melemah terhadap dolar AS.

Imbal hasil surat utang Negeri Paman Sam tenor 10 tahun kemungkinan akan terus naik selama pekan ini. Penyebabnya, kata dia, kekhawatiran inflasi karena stimulus fiskal dan injeksi likuiditas bank sentral AS yang sangat besar.

Beberapa hari ini, mata uang emerging market memang cenderung melemah signifikan. "Rupiah juga masih akan melemah sepekan ini karena ketidakpastian masih tinggi," kata dia.

Pelemahan rupiah juga masih akan terjadi meskipun data-data dari dalam negeri kemungkinan besar masih akan kondusif. Salah satunya, data inflasi RI yang diramal masih stabil.

Satu pekan kemarin, rupiah tercatat telah melemah 1,21% pada pasar spot akibat tren kenaikan imbal hasil alias yield surat utang AS. Kenaikan imbal hasil obligasi negara itu menjadikan dolar AS lebih menarik karena spread dengan yield aset berisiko lainnya, termasuk rupiah semakin mengecil.

Apalagi, Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuannya baru-baru ini. Usai BI menurunkan bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 3,75% menjadi 3,5%, rupiah terus melemah ke level Rp 14.025 per dolar AS pada penutupan pasar spot, Kamis (18/2). Keesokan harinya hingga beberapa hari ke depan, rupiah terus turun meski sempat menguat tipis berkat pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, The Fed Jerome Powell pada Rabu (24/2).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...