Rupiah Diramal Melemah Imbas Memerahnya Bursa Saham Global

Abdul Azis Said
5 Oktober 2021, 10:26
rupiah, dolar AS, rupiah melemah
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Rupiah berbalik menguat 0,06% dari posisi kemarin ke level Rp 14.257 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB. Sementara mayoritas mata uang Asia lainnya melemah

Hubungan dagang AS dengan Cina kembali memanas usai Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengungkap pemerintahan Xi Jinping tidak memenuhi kesepakatan dagang Fase Pertama yang sudah ditandatangani tahun lalu bersama Presiden Trump.

Dalam kesepakatan tersebut, Cina diwajibkan membeli US$ 200 miliar komoditas AS dalam jangka waktu dua tahun. Kendati demikian, realisasinya hingga bulan Agustus lalu baru sekitar 62%.

Di sisi lain, negara-negara di zona Uni Eropa juga tengah menghadapi level inflasi tertinggi dalam 13 tahun akibat akibat harga energi yang meroket. Inflasi zona euro pada September tercatat sebesar 3,4%. Ini merupakan yang tertinggi sejak September 2008 yang mencapai 3,6%. Kenaikan harga-harga terutama terjadi di Jerman sebesar 4,1%, ini merupakan yang tertinggi sejak 30 tahun terakhir. 

Melonjaknya inflasi di kawasan Eropa didorong oleh tingginya harga energi. Harga gas bulan depan di pusat TTF Belanda yang menjadi harga patokan kawasan Eropa, telah meningkat hampir 400% sejak awal tahun ini.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memeperkirakan rupiah cenderung masih akan stabil di kisaran Rp 14.236-Rp 14.315 per dolar AS. Sentimen positif datang dari tren harga komoditas yang terus menanjak.

"Rupiah terpengaruh positif oleh perkembangan harga-harga komoditas yang biasanya akan berdampak sangat positif kepada neraca perdagangan. Secara umum kenaikan harga komoditas dampaknya akan sangat positif kepada ekonomi Indonesia," kata Rully kepada Katadata.co.id

Beberapa harga komoditas industri menguat pagi ini. Harga alumunium menguat 2,07%, cooper menguat 1,34%, zinc menguat 1,12% dan timah 1,82%. Komoditas energi juga menguat, minyak mentah Brent menguat 0,36%, minyak mentah WTI 0,24%, gas alam 1,28%.

Selain itu, Rully juga mengatakan sentimen positif datang dari data inflasi pekan lalu yang dirilis pekan lalu menunjukkan harga-harga masih stabil. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) September mengalami deflasi 0,04%. Penurunan harga-harga terutama dipengaruhi deflasi 0,12% pada kelompok makanan, minuman dan rokok yang merupakan salah satu komponen pengeluaran terbesar dalam ekonomi domestik.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...