Rupiah Diramal Melemah, Terimbas Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Abdul Azis Said
23 Maret 2022, 09:45
Rupiah
Pexels/Robert Lens
Uang rupiah

IHSG menguat 0,66% dan kembali naik ke 7.000 pada perdagangan pagi ini. Kenaikan juga pada indeks Nikkei 225 Jepang sebesar 2,58% , Shanghai SE Composite 0,08%, Hang Seng Hong Kong 0,83%, Kospi Korea Selatan 0,82%, Nifty 50 India 1,16%, Taiex Taiwan 0,7% dan Strait Times Singapura 0,39%

"Di tengah berbagai isu yang menekan aset berisiko seperti risiko inflasi, perang, kenaikan suku bunga acuan the Fed, pasar masih melihat potensi pemulihan ekonomi ke depan," kata Ariston.

Selain itu, sejumlah perusahaan melaporkan kinerja pendapatan yang membaik dan melebihi ekspektasi analis. Sentimen positif ini bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Senada dengan Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri Rully A Wisnubroto juga memperkirakan rupiah akan tertekan akibat kenaikan yield US Treasury. Rupiah bisa bergerak di rentang Rp 14.325 hingga Rp 14.377 per dolar AS.

"Hal ini juga berdampak kepada pergerakan yield SBN, dan kenaikan yield SBN biasanya memiliki korelasi signifikan terhadap nilai tukar," kata Rully kepada Katadata.co.id

Rully melihat sentimen dalam negeri sebetulnya masih cukup positif. Hal ini terutama ditopang prospek ekonomi yg baik dan kebijakan masih akomodatif, serta masih baiknya neraca perdagangan. Namun, menurutnya memang masih tidak dapat menahan sentimen negatif global, khususnya kenaikan imbal hasil US Treasury.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...