Sri Mulyani Tambah Subsidi Harga BBM dan LPG Jadi Rp520 Triliun

Abdul Azis Said
31 Mei 2022, 14:31
sri mulyani, dpr, anggaran subsidi, pandemi corona
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta restu DPR untuk menambah anggaran subsidi pada tahun ini.

Sri Mulyani mengatakan, adanya penambahan Rp 350 triliun pada subsidi dan kompensasi tersebut sebetulnya masih mencukupi untuk tahun ini. Namun, ia mengatakan Kemenkeu masih perlu melakukan perhitungan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

"Nanti pada kuartal terakhir pada Oktober, November dan Desember itu biasanya kita akan lihat berdasarkan realisasi, hingga nanti bisa saja dilakukan adjustment atau menunggu audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," kata Sri Mulyani. 

Harga minyak mentah dunia kembali melonjak pada hari ini usai Uni Eropa sepakat untuk menyetop impor minyak dari Rusia. Mengutip CNBC Internasional, kesepakatan tersebut akan berdampak terhadap impor minyak dari Rusia hingga 90% pada akhir tahun. Imbas dari larangan impor tersebut, harga minyak mentah jenis Brent kontrak Juli pada siang ini naik 1,81% menjadi US$ 123,5 per barel, sementara WTI kontrak Juli naik 3,6% menjadi US$ 118,6 per barel.

Badan Anggaran sebelumnya menyetujui usulan Sri Mulyani untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp 349,9 triliun. Tambahan belanja tersebut terdiri atas tambahan pembayaran subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 74,9 triliun, serta pembayaran kompensasi Rp 275 triliun. 

Dengan asumsi harga ICP US$ 100 per barel, subsidi energi tahun ini akan naik Rp 74,9 triliun menjadi Rp 208,9 triliun. "Ini kami usulkan dibayarkan untuk keseluruhan tahun ini," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (19/5).

Bendahara negara itu menjelaskan, tambahan pembayaran subsidi untuk BBM dan LPG sebesar Rp 71,8 triliun dan tambahan subsidi listrik Rp 3,1 triliun.

Perubahan harga ICP juga akan menyebabkan pembayaran kompensasi energi bengkak Rp 216,1 triliun menjadi Rp 234,6 triliun. Jumlah ini belum termasuk adanya tagihan kompensasi tahun-tahun sebelumnya kepada Pertamina dan PLN sebesar Rp 108,4 triliun. Dengan demikian, total tambahan kebutuhan kompensasi menjadi Rp 324,5 triliun. 

Namun demikian, Sri Mulyani mengusulkan pembayaran untuk tahun ini hanya Rp 275 triliun dari total tambahan pembayaran kompensasi tersebut. "Sisanya, nanti kami akan minta audit BPKP dan pembayaran settlement pada tahun 2023 sebesar Rp 49,5 triliun," kata Sri Mulyani. 

Dengan perubahan pada belanja subsidi dan kompensasi tersebut, Sri Mulyani juga merevisi target belanja negara tahun ini dri Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp 3.106,4 triliun, atau naik Rp 392,3 triliun. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...