Surplus Neraca Dagang Juli Turun jadi US$ 4,23 M, Impor Migas Naik 21%

Abdul Azis Said
15 Agustus 2022, 12:15
neraca dagang, surplus perdagangan, impor migas
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Suasana Terminal 3 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020).

"Nilai impor kita untuk konsumsi dan barang modal ini turun, masing-masing 2,88% dan 2,56% sementara ada peningkatan untuk bahan baku penolong sebesar 2,9%," kata Setianto.

Setianto merincikan, komoditas non migas yang mencatat penurunan impor yakni mesin dan peralatan mekanis sebesar US$ 175,6 juta. Namun, masih ada kenaikan tinggi untuk impor logam mulia dan perhiasan atau permata sebesar US$ 193,7 juta dibandibandingkan Juni.

Sejumlah ekonom memperkirakan surplus neraca dagang bulan Juli sebesar US$ 3,76-US$ 4,55 miliar. Meski demikian, kinerjanya tidak akan setinggi bulan Juni akibat ekspor yang tidak akan sebesar bulan sebelumnya sementara impor juga masih impresif.

Kinerja ekspor disebut akan banyak dipengaruhi oleh harga komoditas yang mulai melandai. Di samping itu, lesunya perekonomian sejumlah mitra dagang Indonesia menyebabkan permintaan juga tidak sekuat bulan-bulan sebelumnya.

Sebaliknya, ekonom menyebut impor yang masih kuat ditopang permintaan dalam negeri yang tinggi seiring kinerja manufaktur yang makin ekspansif. Di sisi lain, depresiasi nilai tukar juga menyebabkan nilai impor naik.

"Secara keseluruhan surplus perdagangan akan cenderung melandai hingga akhir tahun ini mempertimbangkan perkembangan harga komoditas yang mulai melandai," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam risetnya, Minggu (15/8).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...