Rupiah Dibuka Loyo, Berpotensi Menguat Lagi Imbas Kebijakan Covid Cina
Di sisi lain, rupiah akan menguat didorong investor yang mulai masuk ke aset berisiko seiring pembukaan kembali ekonomi Cina dan pencabutan PPKM di dalam negeri. Namun, penguatan kemungkinan terbatas karena investor juga akan menantikan rilis data ketenagakerjaan AS.
Berbeda, Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra melihat pandangan hawkish The Fed semalam akan menekan rupiah hari ini. Kurs garuda akan melemah ke kisaran Rp 15.620, dengan potensi pengaduan ke arah RP 15.550 per dolar AS.
Menurutnya, risalah rapat semalam yang menegaskan komitmen The Fed untuk membawa inflasi turun ke target di bawah 2% dan kenaikan bunga berlanjut akan menekan rupiah. Di sisi lain, pasar juga menantikan rilis data ketenagakerjaan pekan ini untuk mengonfirmasi niatan The Fed untuk melanjutkan kenaikan bunga. Untuk diketahui, The Fed memang memperhatikan data inflasi dan ketenagakerjaan dalam menentukan arah kebijakan moneternya.
"Data yang lebih bagus dari perkiraan yang artinya ekonomi AS masih kuat untuk menanggung kenaikan suku bunga acuan, bisa mendorong penguatan dollar AS ke depan, dan sebaliknya," kata Ariston dalam catatannya.
Berikut pergerakan Rupiah dua pekan terakhir seperti tertera dalam grafik.