Ekonom: Suku Bunga Acuan Naik Bikin Konsumsi Masyarakat Lesu
“Ini akan sangat memukul serta mempengaruhi berbagai sektor usaha pada 2024,” kata Bhima.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet, mengatakan kenaikan suku bunga BI berdampak signifikan terhadap perekonomian, terutama dalam konteks konsumsi dan inflasi.
Sisi permintaan masyarakat akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga, mengingat hal ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal. Akibatnya, daya beli masyarakat berpotensi menurun.
“Masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil pinjaman, yang pada gilirannya mengurangi pengeluaran mereka untuk berbagai keperluan,” kaya Yusuf pada Katadata.co.id, Jumat (20/10).
Sementara itu, sisi penawaran juga terdampak oleh kenaikan suku bunga. Sebab, ini akan mendorong biaya produksi perusahaan menjadi lebih tinggi, karena mereka harus membayar bunga yang lebih tinggi untuk pinjaman mereka. Sebagai akibatnya, keuntungan perusahaan berpotensi menurun.
“Secara teoritis, kenaikan suku bunga BI berdampak negatif terhadap konsumsi. Konsumsi masyarakat akan menurun karena harga barang dan jasa cenderung naik akibat biaya produksi yang lebih tinggi,” kata Yusuf.
Selain dampak pada konsumsi, Yusuf menilai kenaikan suku bunga BI juga dapat berdampak pada inflasi. Hal ini terjadi melalui penurunan permintaan agregat yang dipicu oleh kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga membuat pinjaman lebih mahal, dan ini mengurangi potensi pengeluaran masyarakat secara keseluruhan.
Dampak ini dapat membantu mengendalikan tekanan inflasi, karena permintaan yang lebih rendah dapat mengurangi dorongan harga barang dan jasa. "Sehingga, kenaikan suku bunga BI dapat digunakan sebagai alat kebijakan untuk mengatur tingkat inflasi dalam perekonomian," kata Yusuf.