Pendapatan Negara Capai Target APBN, Nilainya Tembus Rp 2.553,2 T

Ferrika Lukmana Sari
16 Desember 2023, 13:28
APBN
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pidato saat Seminar on Energy Efficient Mortgage (EEM) Development throughout ASEAN Countries di Jakarta, Selasa (22/8/2023). Seminar tersebut merupakan rangkaian jelang pertemuan ke-2 tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN (AFMGM).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi pendapatan negara sebesar Rp 2.553,2 triliun atau 103,66% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 2.463 triliun hingga 12 Desember 2023.

"Kinerja APBN masih menunjukkan resiliensi dan terjaga dengan baik, mendukung momentum pemulihan ekonomi, dan tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Sri Mulyani, dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (16/12).

Jika dibandingkan target yang ditetapkan pada Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp 2.637,2 triliun, pendapatan negara telah mencapai 96,8%. Menkeu meyakini dapat mencapai target tersebut sampai akhir 2023.

"Jadi kalau dibandingkan dengan target Perpres 75/2023 yang direvisi ke atas, kita masih belum mencapai target. Tapi dari target APBN awal, pendapatan ini sudah melewati target sebesar 103,6%," ujarnya.

Realisasi Belanja Negara

Di sisi lain, belanja negara pada periode yang sama telah mencapai Rp 2.588,2 triliun. Pada awalnya, Undang-Undang APBN 2023 menargetkan total belanja sebesar Rp 3.061,2 triliun.

"Sehingga kalau dibandingkan UU APBN awal, belanja sampai dengan 12 Desember 2023 adalah 84,55%," kata Menkeu.

Pada pertengahan tahun, target belanja negara tersebut dinaikkan menjadi Rp 3.117,2 triliun berdasarkan Perpres 75/2023. Jika dibandingkan dengan target pada Perpres 75/2023, angka belanja negara telah mencapai 83,03% dari target.

Menkeu juga menjelaskan dari sisi pembiayaan telah terealisasi Rp 289,6 triliun dengan defisit APBN sebesar Rp 35 triliun atau 0,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara, keseimbangan primer masih surplus Rp 378,6 triliun.

“APBN awal defisitnya itu didesain Rp 598,2 triliun atau 2,84% dari PDB. Jadi defisit kita di 12 Desember yang hanya Rp35 triliun atau 0,17%, itu jauh lebih kecil dari desain defisit awal yang sebesar Rp 598,2 triliun,” ujar Menkeu.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...