Prabowo-Gibran Pastikan Program Makan Siang Gratis Tidak Pakai Bansos

Ferrika Lukmana Sari
22 Desember 2023, 13:47
Prabowo-Gibran
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya saat konsolidasi relawan Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023). Konsolidasi yang diikuti 10 ribu relawan dari Jakarta dan Jawa Barat tersebut untuk pemenangan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.

Skema Dana Program Makan Siang Gratis

Prabowo-Gibran berupaya mendorong perekonomian Indonesia jika terpilih pada Pemilu 2024. Di antara melalui program makan siang gratis, swasembawa pangan hingga transisi ekonomi hijau.

Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengatakan, untuk mewujudkan program tersebut, dibutuhkan sumber penerimaan yang besar. Bahkan, untuk melakukan transisi ekonomi hijau sendiri dibutuhkan dana hingga Rp 1.000 triliun.

“Ada minimal Rp 400 triliun untuk makan siang gratis, kita juga ada beberapa ratus triliun untuk target swasembada energi dan pangan. Jadi memang ada kebutuhan dana yang sangat besar,” ujar Drajad dalam acara bertajuk ‘Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik’ di Jakarta, Selasa (19/12).

Maka dari itu, pihaknya tengah menyisir berbagai sumber pendanaan untuk merealisasikan rencana tersebut. Namun ia belum membeberkan secara rinci terkait sumber pendanaanya.

Drajad mengatakan, ada satu pasal peraturan yang akan diubah untuk menambah penerimaan negara Rp 104 triliun. “Belum bisa saya share, karena siapa tahu itu nanti disampaikan Mas Gibran waktu debat,” ujarnya.

Selain itu, terdapat beberapa kasus yang sudah inkrah, namun dananya belum masuk ke dalam kas negara. Dana yang belum masuk tersebut menurut Drajad dapat digali kembali untuk menambah pemasukan negara.

“Itu cukup banyak, sudah inkrah dana belum masuk. Waktu saya bertugas, itu jumlahnya Rp 90 triliun lebih. Sekarang saya belum tahu mungkin jumlahnya bertambah. Itu bisa kita gali,” ujar Drajad.

Selanjutnya untuk menambah penerimaan negara, Drajad menilai perlu dilakukan berbagai perombakan di perpajakan. Seperti pengaturan perpajakan penambahan nilai (PPn). Lalu, digitalisasi di berbagai sektor ekstraktif juga menjadi prioritas.

“Masih ada beberapa lagi sumber sumber penerimaan, target saya kira bisa minimal identifikasi jumlah yang cukup untuk kemudian Prabowo-Gibran diberi mandat rakyat, diberi amanat nasional, nanti tahun 2025, kita sudah siap dengan budgeting-nya,” ujar Drajad.

Halaman:
Reporter: Antara, Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...