Rasio Utang Pemerintah Turun Tajam, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Di samping itu, defisit anggaran juga tercatat jauh lebih rendah, menjadi 1,65% terhadap PDB dari target defisit 2,84%. “Risiko fiskal terkendali, tercermin dari keseimbangan primer yang mencatatkan surplus disertai strategi pembiayaan yang pruden,” ujar Sri Mulyani.
Kinerja APBN 2023 juga tetap kuat di tengah penurunan harga komoditas dan perekonomian global. Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 2.774,3 triliun atau 112,6% dari target APBN, dengan penerimaan pajak yang melampaui target sebesar Rp 2.155,4 triliun, atau tumbuh 5,9% yoy.
Hal ini ditopang oleh kuatnya aktivitas ekonomi domestik serta efektivitas reformasi perpajakan yang diluncurkan pada akhir 2021. Rasio pajak tercatat sebesar 10,2% terhadap PDB.
Diikuti peningkatan kinerja PNBP mencapai Rp 605,9 triliun, terutama ditopang oleh optimalisasi pengelolaan SDA, peningkatan kinerja BUMN, dan inovasi layanan pada berbagai kementerian/lembaga (K/L).
Selain itu, belanja negara terserap optimal sehingga mampu menjaga kinerja perekonomian nasional di tengah berbagai tantangan dan mendukung agenda pembangunan. Tercatat penyerapan belanja negara mencapai Rp 3.121,9 triliun atau 102% dari pagu APBN. Hal ini untuk menopang perekonomian dalam menghadapi perlambatan global.
"Kemudian mendukung berbagai agenda pembangunan pemerintah, seperti penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, mitigasi El Nino, persiapan Pemilu, serta proyek strategis nasional (PSN)," kata dia.