Airlangga Puji Program Hilirisasi Jokowi Bisa Tingkatkan Ekonomi RI
Perlambatan Ekonomi RI
BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05% secara komulatif (ctc) atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 5,31%.
Perlambatan itu disebabkan oleh ledakan komoditas atau siklus commodity. Selain itu, BPS juga menyebut perlambatan tersebut disebabkan oleh dampak dasar (base effect) ekonomi.
"Perlambatan ekonomi kita sedikit [lebih rendah] jika dibandingkan tahun lalu dipengaruhi perlambatan ekonomi global dan fenomena el nino,” kata Amalia.
Menurut Amalia, fenomen cuaca el nino telah berpengaruh terhadap kinerja lapangan usaha di bidang pertanian yang cenderung melambat, terutama di paruh kedua tahun 2023.
Berdasarkan data yang dihimpun BPS, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia justru membaik seperti di Cina, Amerika Serikat (AS) dan Jepang di kuartal IV 2023.
"Sepanjang 2023, aktivitas bisnis global berada di zona ekspansi. Ekonomi global dan mitra dagang utama tetap tumbuh," kata Amalia.
Di sisi lain, perkembangan harga komoditas unggulan dalam perdagangan Indonesia justru anjlok sepanjang 2023. Komoditas tersebut meliputi minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, minyak mentah dan nikel.