Ekonom: Program Makan Siang Gratis Tidak Beri Efek Besar ke Ekonomi

Ferrika Lukmana Sari
16 Februari 2024, 16:43
makan siang gratis
Katadata/Hufaz Muhammad
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, memberikan salam usai memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (14/2).

Desain program ini juga menentukan anggaran yang akan dikeluarkan pemerintah. Pada 9 November 2023 lalu, Yusuf sempat menyebut, adanya perbedaan harga produk antara wilayah di Indonesia sehingga akan memengaruhi anggaran yang dikeluarkna. 

“Kalau kita bicara konteks, tentu akan ada perbedaan harga karena tidak semua daerah di Indonesia punya sentra produksi yang sama untuk komoditas atau bahan pangan tertentu dan selisih inilah yang tentu akan ditanggung pemerintah dalam menjalankan program ini,” katanya.

Dari segi anggaran, menurut Yusuf, Prabowo harus mempertimbangkan bagaimana kapasitas fiskal dalam menampung beban anggaran pada program makan siang ini. "Apakah tambahan belanja ini juga bisa ditutupi oleh penerimaan yang cukup sehingga kondisi APBN tidak melenceng dari target pengelolaan APBN dalam jangka menengah," kata Yusuf.

Diminta Prioritaskan Program Pendidikan 

Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai makan siang gratis bukan program yang memiliki urgensi tinggi. Masih banyak kebutuhan yang lebih mendesak, salah satunya percepatan penurunan angka stunting yang masih 21,6%.

Selain itu, Prabowo juga perlu membuat skala prioritas untuk proyek Presiden Joko Widodo yang tidak perlu dilanjutkan. Dengan begitu, efisiensi dan efektivitas belanja pendidikan bisa lebih baik.

Menurutnya, masalah belanja pendidikan yang mencapai 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai sesuatu yang nyata, namun masih banyak pengeluaran untuk rapat dan perjalanan dinas.

"Mohon pak Prabowo bisa memangkas belanja belanja yang tidak jelas dan tidak langsung ke sasaran. Jangan bicara makan siang gratis dulu, banyak ibu dan bayi yang lebih butuh bantuan,” kata Bhima Kamis (9/11/23).

Tak hanya itu, terdapat program sekolah gratis yang justru lebih mendesak. Bahkan Bhima menyarankan untuk menggratiskan uang kuliah tunggal atau UKT untuk perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia.

“Negara Chili saja sudah mulai progresif menggratiskan perguruan tinggi, Indonesia masih tertinggal. Tapi saran buat pak Prabowo perlu dicari dari mana uangnya. Program bapak Prabowo sangat banyak,” kata Bhima.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...