Picu Inflasi, Ini Daftar Komoditas yang Berpotensi Naik Saat Ramadan

Ferrika Lukmana Sari
Oleh Ferrika Lukmana Sari - Zahwa Madjid
4 Maret 2024, 12:09
Inflasi
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.
Pedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Selasa (8/8/2023). Menurut pedagang sejak Senin (7/8) harga daging ayam naik dari Rp32 ribu menjadi Rp44 ribu perkilogram akibat pasokan menurun sementara permintaan naik.

“Saya rasa akan naik lebih tinggi tingkat inflasinya, karena kenaikan tidak hanya terjadi pada beras. Menyusul transportasi, harga BBM nonsubsidi, harga (jalan) tol dan kebutuhan pokok lainnya. Telur, daging dan gula akan naik karena permintaan tinggi," kata Eko dikutip dari Antara, Senin (4/3).

BPS mencatat tingkat inflasi bulanan sebesar 0,37% pada Februari 2024 Sedangkan, secara tahunan Indonesia mengalami kenaikan inflasi 2,75%, naik dibandingkan bulan sebelumnya 2,57%.

Eko menilai tingkat inflasi pada Februari masih terbilang aman lantaran berada di rentang target inflasi 2024. Namun peningkatan tersebut menjadi sinyal khusus bagi pemerintah untuk segera menstabilkan harga kebutuhan pokok, khususnya beras yang memiliki andil pada inflasi bulanan 0,21%.

Tren inflasi komoditas beras pada Februari 2024 tercatat 5,32%. Peningkatan itu menjadikan beras sebagai penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Februari 2024.

3 Faktor Kenaikkan Harga Beras

Eko menyebut, ada tiga faktor utama yang mendorong naiknya harga beras di pasaran. Pertama, faktor produksi beras nasional yang kian berkurang. Kemarau panjang imbas cuaca el nino yang dinilai masih menjadi penyebab utama berkurangnya produksi beras. Selain itu, estimasi panen raya baru terjadi pada bulan Maret-April 2024.

Berdasarkan data BPS, produksi beras nasional pada 2023 mencapai 31,10 juta ton, turun sebanyak 440 ribu ton atau 1,39% dibandingkan dengan 2022 sebesar 31,54 juta ton.

Faktor kedua yang mempengaruhi inflasi beras yakni adanya keterlambatan distribusi yang disebabkan salah satunya karena program bantuan sosial (bansos) yang marak disalurkan beberapa bulan terakhir.

“Khususnya kemarin-kemarin ya. Kemudian karena Bulog harus melayani bansos dan harus melayani pasar tradisional. Saya rasa kapasitas yang terbatas dari mereka untuk bisa (memenuhi) secara birokrasi, bukan cadangannya,” ujarnya.

Faktor ketiga yang turut memengaruhi adalah periode Pemilu 2024 yang meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Sebab, penyelenggaraan pesta demokrasi ini turut memberikan stimulus terhadap daya beli masyarakat.

“Tidak ada penyebab tunggal dalam konteks inflasi beras hari ini ya, jadi faktor fundamental produksi yang memang turun karena cuaca el nino, ada faktor distribusi karena bansos (jika) ditarik ke depan,” kata Eko.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...