Rupiah Diramal Melemah, Rilis Data Inflasi AS Dorong Penguatan Dolar

 Zahwa Madjid
13 Maret 2024, 09:33
nilai tukar, rupiah, dolar, rupiah melemah
Arief Kamaludin (Katadata)

Ringkasan

  • Wajib Pungut (Wapu) dalam sistem PPN Indonesia adalah pembeli atau penerima barang/jasa kena pajak yang bertugas memungut PPN, bukan Pengusaha Kena Pajak (PKP) penjual yang biasanya melakukannya. Jadi, mekanisme pemungutan dan pelaporan PPN berpindah dari PKP ke Wapu dalam kasus tertentu, dengan Wapu harus tetap menerbitkan faktur pajak.
  • Ada empat kategori entitas yang diakui sebagai Wapu yaitu Bendaharawan Pemerintah dan KPKN, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Tertentu. Setiap kategori ini memiliki aturan dan dasar hukum khusus yang mengatur kewajiban mereka dalam pemungutan PPN.
  • Terdapat pengecualian khusus dimana Wapu tidak wajib memungut PPN, seperti pada pembayaran di bawah jumlah tertentu, pembayaran untuk beberapa jenis barang/jasa tertentu seperti bahan bakar oleh PT Pertamina dan jasa telekomunikasi, serta pembayaran atas penyerahan barang/jasa yang telah dibebaskan dari pengenaan PPN. Transaksi antar Wapu juga mengikuti aturan khusus dimana yang menyerahkan BKP/JKP harus memungut PPN.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 0,12% ke level 15.571 pada perdagangan Rabu (13/3). Kendati demikian, para pengamat memperkirakan rupiah akan bergerak melemah.

Analis pasar uang Lukman Leong, menilai rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan. Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang 15.550 hingga 15.650.

Melansir Reuters, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,4% pada Februari setelah naik 0,3% pada bulan Januari. “Dari sisi dalam negeri, investor menantikan data survey kepercayaan konsumen Indonesia,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (13/3).

Sementara pengamat pasar uang, Ariston Tjendra pun menilai rupiah berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini setelah data inflasi konsumen AS bulan Februari yang dirilis semalam menunjukan kenaikan melebihi ekspektasi pasar.

“Data CPI AS yang masih menaik di 3,2% yoy ini bisa memicu ekspektasi bahwa the Fed akan menahan diri lebih lama untuk memangkas suku bunga acuannya tahun ini dan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” ujar Ariston.

Ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS menurut Ariston bisa berubah seiring dengan rilis data ekonomi AS terbaru. Hari ini peluang pelemahan rupiah ke arah 15.630, dengan potensi support di sekitar 15.580.

“Bila rilis data mengindikasikan inflasi AS sulit turun, ekspektasi pemangkasan berkurang, dolar AS menguat dan sebaliknya,” ujarnya.

Sejumlah mata uang Asia pun menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, ringgit Malaysia melemah 0,10%, yuan Cina melemah 0,07%, rupee India melemah 0,01%, peso Filipina melemah 0,16%, dan dolar Hong Kong melemah 0,01%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...