Ekspor RI Anjlok Imbas Penurunan Permintaan Besi dan Baja dari Cina

Ferrika Lukmana Sari
15 Maret 2024, 11:09
ekspor
Katadata
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
Button AI Summarize

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia anjlok baik secara bulanan maupun tahunan pada Februari 2024. Penurunan terjadi pada ekspor migas dan nonmigas terutama di Cina.

Tercatat nilai nilai ekspor Februari 2024 mencapai US$ 19,31 miliar atau turun 5,79% dibanding ekspor Januari 2024. Sementara secara tahunan, nilai ekspor Indonesia turun 9,45% dibandingkan Februari 2023.

Secara kumulatif, nilai ekspor pada Januari–Februari 2024 mencapai US$ 39,80 miliar atau turun 8,81% dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$ 37,19 miliar atau turun 9,24%.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, ekspor nonmigas Februari 2024 mencapai US$ 18,09 miliar, turun 5,27% dibanding Januari 2024, dan turun 10,15% dibandingkan Februari 2023.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Februari 2024, komoditas penyumbang penurunan terbesar dibanding Januari 2024 adalah besi dan baja sebesar US$ 622,5 juta dengan kontribusi 27,08% dari total ekspor. 

"Penurunan ekspor bulan Februari, didorong oleh penurunan sektor nonmigas terutama pada besi dan baja dengan andil penurunan sebesar 3,26%. Lemak dan minyak hewani dengan andil penurunan 2,60%," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/3).

Selain itu, penurunan juga terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata dengan andil penurunan 0,60%. Kemudian disusul penurunan mesin, peralatan mekanis dan bagiannya.

Sementara ekspor nonmigas turun 12,93% dari US$1.397,6 juta menjadi US$ 1.216,9 juta pada Februari 2024. Penurunan disebabkan karena berkurangnya permintaan ekspor gas menjadi US$ 504,7 juta.

Ekspor RI ke Cina, India dan Asean Anjlok

Penurunan ekspor secara tahunan pada Februari 2024 disebabkan sejumlah faktor. Amalia menyebut, ekspor pada Februari 2024 terkontraksi sebesar 9,45%, terutama dari komoditas lemak, minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral dan besi baja.

Selain itu, penurunan ekspor nonmigas terjadi baik secara bulanan maupun tahunan di Cina, India dan kawasan Asean. Nilai ekspor tiga negara tersebut memberikan kontribusi sekitar 42,53% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2024.

"Nilai ekspor nonmigas ke India tercatat sebesar US$ 1,53 miliar atau turun sebesar 14,48% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujarnya.

Amalia menyebut, nilai ekspor nonmigas ke Cina mencapai US$ 4,06 miliar, atau turun sebesar 10,75% dibandingkan Januari 2024. Penurunan ini terutama dari ekspor besi dan baja, alumunium dan barang serta bahan bakar mineral.

"Sementara ekspor nonmigas ke Asean mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Untuk kawasan Uni Eropa mengalami penurunan secara bulanan, dan peningkatan secara tahunan," kata Amalia.

Sebaliknya, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat (AS) justru naik baik secara bulanan maupun tahunan. Tercatat ekspor nonmigas ke AS mencapai US$ 2,10 miliar, atau naik sebesar 5,68% dibandingkan Januari 2024.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...