Melihat Dari Dekat Operasional Sumur Panas Bumi PLTP Dieng

Muhamad Fajar Riyandanu
5 Juli 2022, 10:30
pltp, panas bumi, geo dipa energi, geothermal
Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Instalasi sumur panas bumi di PLTP Small Scale Unit Dieng yang dioperasikan PT Geo Dipa Energi.

Pukul 09.50, 30 Juni 2022, langit di Desa Simpangan Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara dipenuhi warna biru dan hampir tak berawan. Kawasan tersebut merupakan lokasi sumur tapak bor (well pad) HCE 29 pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Dieng yang berkapasitas 1,17 megawatt (MW), dengan luas sekira 4 hektare (ha).

Tiga orang pekerja dengan setelan serba biru, helm putih dan sepatu hitam tampak tengah beraktivitas membersihkan sambungan pipa warna perak. Mereka adalah teknisi PT Geo Dipa Energi unit PLTP Dieng.

Pipa berdiameter 40 centimeter (cm) itu merupakan jalur yang biasa dilalui oleh uap panas dari lokasi well pad menuju turbin pembangkit. Pengawas Kesehatan dan Keselamatan PLTP Dieng, Imam Dwi, mengatakan sumur well pad HCE 29 merupakan sumur produksi uap panas bumi dengan komposisi 60% air dan 40% uap panas.

Secara keseluruhan, area tersebut terdiri dari lima bangunan penting, diawali dengan sumur produksi dengan pipa warna perak setinggi tiga meter. Bangunan yang mulai berperasi sejak 10 Mei 1997 itu berfungsi untuk menyedot uap panas dari perut bumi hingga kedalaman 2.641 meter.

Separator di Well Pad HCE 29, PLTP Small Scale Unit Dieng.
Separator di Well Pad HCE 29, PLTP Small Scale Unit Dieng. (Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu)

Usai disedot ke permukaan, uap panas bertemperatur 188,62o celsius ini kemudian diarahkan ke tangki separator. Di dua unit tangki setinggi 30 meter itu, uap panas akan dipisahkan dari kandungan air.

Di dalam alat ini, air yang lebih berat dari uap akan menyendap di bawah tangki. Sementara uap panas bertekanan 10,59 bar dipindahkan ke Atmospheric Flash Tank (AFT). Konstruksinya mirip dengan cerobong asap kapal pesiar.

Well pad 29 memiliki dua unit AFT setinggi 25 meter dengan diameter selebar 2,5 meter. Saat itu, hanya satu cerobong yang berfungsi, satu unit lainnya dalam tahap perbaikan. Dari AFT, terlihat kepulan asap putih yang menuju ke arah selatan, mengikuti arah tiupan angin.

"AFT sebagai peredam suara, mengurangi kebisingan air panas dari separator. Kalau langsung dibuang ke udara akan sangat bising," kata Imam kepada Katadata.co.id saat ditemui di lokasi beberapa waktu lalu, Kamis (30/6).

Separator pembangkit, PLTP Dieng.
Separator pembangkit, PLTP Dieng. (Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu)

Selanjutnya, uap panas kering akan dialirkan ke pembangkit (power plant) small scale dengan kapasitas 10 MW dan power plant di unit 1 berkapasitas 50 MW. Uap tersebut diarahkan melalui pipa besi yang telah diselimuti oleh rock wall dan kalsium silika sehingga mengurangi panas di kulit pipa agar aman jika tersentuh kulit manusia.

Di jaringan pipa kerap terlihat adanya lengkungan-lengkungan ke atas maupun ke samping. Hal itu dimaksudkan agar terjadi fleksibilitas di jaringan pipa. Temperatur panas sangat berpengaruh pada pemuaian pipa.

“Jika ada daya tarik ke pipa akibat temperatur panas itu bahaya dan akan putus. Dengan lengkung-lengkung itu jika ada pemuaian maka bisa fleksibel,” sambung Imam.

Semantara itu, air yang mengendap di sepataror dialirkan ke kolam air panas (brine water) agar suhunya turun. Dasar kolam tersebut dilapisi oleh material berwarna biru. Selain berfungsi sebagai pendingin air, brine water juga memiliki fungsi sebagai media pengendapan silica dan lithium yang terbawa oleh uap air.

Instalasi Atmospheric Flash Tank (AFT) pada PLTP Dieng.
Instalasi Atmospheric Flash Tank (AFT) pada PLTP Dieng. (Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu)



Usai temperatur air menurun ke angka 40o C ke bawah, air yang ada di kolam akan disuntikan kembali ke perut bumi lewat sumur injeksi HCE 29A untuk kembali dididihkan. "Begitulah alur kerja dari sisi hulu sumur, alurnya berputar," jelas Imam.

Balik lagi ke uap panas kering yang ada di pipa. Uap-uap tersebut akan diarahkan ke power plant small scale power plant unit. Kedua pembangkit tersebut berada di Kabupaten Wonosobo. Selain sumur HCE 29, dua pembangkit tersebut juga memperoleh suplai uap panas dari enam sumur lain, diantaranya sumur well pad HCE 30, HCE 28A, HCE 28B, HCE 31, HCE 7B dan HCE 7C.

Adapun uap panas dari well pad 29 menuju pembangkit small scale 10 MW dialirkan melalui pipa sepanjang 6 kilometer (km). Perjalanan darat dari lokasi tapak bor menuju pembangkit small scale harus melewati perumahan dan lahan pertanian warga.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...