Jor-joran Ala Tiongkok 

Untuk menangani polusi di negaranya, pada 2013 pemerintah Cina mengucurkan dana sebesar US$ 277 miliar. Pada 2020, Beijing menginvestasikan US$ 360 miliar untuk energi bersih seperti solar, angin dan air, yang diklaim menciptakan 13 juta lapangan kerja baru dalam prosesnya.

Total seluruh dana yang dihabiskan Beijing dalam mengatasi polusi udara sebesar US$ 817 miliar. Ini setara Rp 12.450 triliun dengan kurs sekitar Rp 15.230 per dolar AS. 

Di luar itu, sebanyak US$ 500 juta pinjaman lunak mengalir dari Bank Dunia untuk membiayai program 'Pembiayaan Inovatif untuk Pengendalian Udara Jing-Jin-Ji', pada Maret 2016. Selain itu, pemerintah Cina juga menunjuk Bank Hua Xia sebagai bank komersial yang menjadi sumber pinjaman untuk membiayai skema-skema terkait dengan peningkatan kualitas udara.

Cara ini ditempuh oleh Pemerintah Cina untuk meningkatkan partisipasi dunia usaha atau industri, terutama yang berada di segitiga Jing-Jin-Ji. Jing-Jin-Ji merujuk pada tiga wilayah ekonomi utama di Cina yaitu Beijing-Tianjin-Hebei.

Ketiga wilayah ini tercatat memiliki konsentrasi PM2,5 rata-rata sebesar 93 µg/m³ pada 2014. Jauh melebihi rata-rata standar WHO saat itu sebesar 10 µg/m³, yang kemudian diperbarui pada 2021 sebesar 5 µg/m³.

Tiga wilayah ini merupakan pengkonsumsi utama batu bara dengan jumlah konsumsi rata-rata 1,8 miliar ton per tahun. Adapun total konsumsi batu bara di Cina sampai 2014 adalah sebesar empat miliar ton per tahun. Sebesar 66% energi di Cina dihasilkan dari batu bara saat itu.

Langkah awal yang ditempuh oleh Cina untuk mengatasi persoalan udara adalah dengan mengadopsi Environmental Air Quality Standard yang memiliki nilai baku mutu lebih ketat. Baku mutu ini termaktub pula dalam rencana aksi mitigasi terpadu yang dikeluarkan pada 2013.

Dengan rencana aksi yang jelas disertai dukungan pembiayaan, termasuk untuk swasta, pemerintah Cina dapat mematikan empat PLTU terbesar di Beijing pada Juli 2014 dan membatalkan pembangunan 103 PLTU baru.

Melalui pembiayaan itu, The Wangping Power Company, perusahaan batu bara terbesar di wilayah Datong mengembangkan inovasi yang memanfaatkan limbah panas dari produksi listrik. Dua unit heat recovery dan pipa panas sepanjang 21 kilometer ke arah Huairen dipasang untuk memasok pemanas bagi bagi perumahan.

Dengan cara ini, perusahaan dapat mematikan 10 boiler batu bara kecil yang selama ini digunakan untuk memproduksi pemanas bagi perumahan. Inovasi ini diklaim mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 420 ribu ton, lebih dari 6.330 ton nitrogen oksida, dan sulfur dioksida (SO2) sebesar 13.100 ton setiap tahun.

Konsumsi batu bara Cina selama 1978-2020 versi IEA
Konsumsi batu bara Cina selama 1978-2020 versi IEA (IEA)

Sedangkan di Shandong, produsen makanan terbesar Qingyuan Food Company mematikan 35 boiler batu bara. Perusahaan itu menggunakan pembiayaan untuk berinovasi dalam co-generation. Co-generation ini memungkinkan produksi listrik dan panas dapat dilakukan bersamaan.

Dengan inovasi tersebut, generator dapat menyediakan pemanas bagi 300 ribu rumah tangga dan 160 perusahaan kecil di bagian utara Shandong. Selain itu, dengan adanya baku mutu udara dan lingkungan yang ditingkatkan oleh pemerintah, perusahaan tersebut harus berinovasi pula untuk menyesuaikan dengan baku mutu itu.

Qingyuan lantas memanfaatkan pendanaan dari pemerintah untuk mengembangkan teknologi ESP (electrostatic precipitator) basah. Dalam wawancara dengan Time Magazine, Zhu Zhenhua, General Manager Pembangkit Listrik dan Panas Qingyuan mengatakan perusahaannya mengalami peningkatan desulfurisasi dan denitrifikasi untuk empat boiler yang mereka pertahankan.

Mereka mengklaim berhasil menghilangkan partikel debu sisa produksi yang berkontribusi terhadap polusi udara, dengan efisiensi hingga 95%. "Kami telah memenuhi standar emisi ultra-rendah tertinggi di Provinsi Shandong," kata dia.

Pemakaian Energi Bersih 

Dengan membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, Cina mendorong masyarakatnya untuk beralih ke kendaraan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan peralihan tersebut, Cina membuat jalan raya tenaga surya pertama di dunia dan memasang panel photovoltaic di ruang terbuka di sepanjang jalan raya Jinan, Ibu Kota Shandong.

Panel yang mengonversi radiasi matahari menjadi energi listrik ini dipasang juga di dekat pintu masuk terowongan, di atas pintu tol, hampir di setiap tempat yang memungkinkan. Pada 2018, sebanyak 10 ribu panel photovoltaic dipasang di jakan raya sejauh 1 kilometer.

Pemasangan panel ini menguntungkan pemilik kendaraan listrik yang melintasi jalan rata tersebut karena dapat mengisi daya kendaraannya secara nirkabel. Selain itu, panel ini dapat digunakan untuk mencairkan salju sehingga pengendara dapat melintasi jalan raya tersebut dengan aman.

Cina juga menjadi lebih ambisius dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia pada 2019. Panel-panel tersebut dipasang di area gurun Provinsi Qinghai yang terhubung ke saluran listrik bertegangan sangat tinggi yang menghubungkan ke daerah berpenduduk padat di timur.

Namun, pemerintah Cina kembali meningkatkan konsumsi batu bara dan meneruskan pembangunan sejumlah PLTU baru setelah polusi udara teratasi. Pada 2022, kualitas udara Cina berada di posisi 25 terburuk di dunia dengan Beijing sebagai daerah dengan kualitas udara terburuk di Cina. 

Halaman:
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement